Tekanan jual kembali melanda perdagangan saham menyusul meningkatnya kekhawatiran naiknya inflasi setelah rupiah kembali melemah mendekati level Rp13.400 per dollar AS. IHSG kemarin tertekan hingga 85,58 poin (1,7 persen) di 5.014,992.
Koreksi IHSG kemarin turut diperburuk oleh sentimen kawasan Asia, setelah data ekspor-impor Tiongkok pada bulan Mei kembali turun. Impor Tiongkok pada Mei lalu turun hingga 18,1 persen (yoy), penurunan untuk tujuh bulan berturut-turut. Sedangkan ekspor turun 2,8 persen (yoy), merupakan penurunan untuk tiga bulan berturut-turut.
Akibat meningkatnya kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed dan memburuknya perkembangan ekonomi domestik telah memicu keluarnya arus dana global dari pasar keuangan Indonesia. Hal ini tercermin dari koreksi IHSG yang mencapai 4 persen (YTD).
Sementara bursa saham zona Euro dan Wall Street tadi malam kembali tertekan. Koreksi di dua kawasan utama dunia tersebut terutama dipicu berlanjutnya kekhawatiran krisis utang Yunani dan ekspektasi kenaikan tingkat bunga The Fed yang memicu keluarnya dana dari aset beresiko.
Perkembangan global yang kurang kondusif dan masih tingginya resiko pasar seiring dengan pelemahan rupiah atas dolar AS dan kenaikan inflasi ke depan membuat pasar saham berisiko.
Riset First Asia Capital memerkirakan IHSG pada perdagangan hari ini akan kembali tertekan. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.970 dan resisten di 5.070.
Saham yang direkomendasikan antara lain TLKM, PGAS, JSMR, INTP, INCO dan BBTN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.