Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Uang Bekerja untuk Anda

Kompas.com - 19/06/2015, 03:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


KOMPAS.com
– Robert T. Kiyosaki memperkenalkan empat kuadran untuk mengelompokkan cara orang mendapatkan penghasilan. Empat kuadran tersebut secara gamblang memperlihatkan derajat relasi timbal balik antara orang dan uang.

Susunannya berurutan yakni mulai dari yang paling tidak nyaman, yakni saat orang harus bekerja untuk mendapatkan uang, sampai kuadran yang mendekati kesempurnaan hidup yakni saat dikatakan “uanglah yang bekerja” untuk kita.

Kuadran pertama ditempati para employee yakni pekerja yang mendapat upah, berikutnya ditempati self-employed yakni para pekerja lepas, umumnya para professional semisal arsitek atau lawyer (ahli hukum).

Kuadran ketiga adalah tempat bagi para business owner, mereka yang mempekerjakan orang lain dan membayar upah. Kuadran keempat adalah tempat paling nyaman, yakni diisi para investor. Di kuadran ini orang melakukan investasi, saat uang bekerja untuk mereka.

Pada kuadran terakhir, orang dikatakan mempunyai kebebasan finansial dan bisa memanfaatkan waktunya sesuai dengan yang diinginkan.

Perpindahan kuadran bukanlah sekuel evolusi yang berlaku otomatis dan mulus. Bagi kebanyakan orang yang sudah terlalu lama bekerja sebagai karyawan, dan berjuang meniti karir, motivasinya kemudian mandeg ketika sudah merasa aman dengan posisi serta gaji rutin yang diterimanya.

Saat sudah berada dalam zona nyaman, umumnya orang terhenti dan tidak berani mengambil tantangan berikutnya untuk menjadi wirausaha.

Namun demikian, banyak juga orang yang ingin bermetamorfosa menjadi wirausaha pada tahap tersebut. Sebab ketika sampai di puncak karir, banyak orang merasa tantangan hidupnya hilang dan hanya merasakan pekerjaan sebagai beban dan rutinitas.

Pada saat itu orang berfikir untuk menjadi wirausaha dan menikmati sisi kebebasan, terutama agar bisa melakukan hal yang disukai.

“Namun bagi orang yang sudah lama berkarir dalam suatu perusahaan, menjadi wirausaha adalah lompatan besar, sebab memasuki wilayah tidak menentu yang penuh risiko. Ketika dihadapkan pada pilihan menjadi business owner atau wiraswasta, alasan paling umum yang menjadi penghambat adalah tidak adanya modal yang mencukupi,” kata Ketua Dewan Komisioner Diplomat Success Challenge (DSC), Surjanto Yasaputera, melalui keterangan resmi, Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Dalam kesempatan itu, Wismilak Foundation dan Wismilak Diplomat pun menantang para pekerja untuk keluar dari zona nyaman dan pindah kuadran menjadi wiraswasta. Diplomat Success Challenge (DSC) memberikan hibah permodalan senilai total Rp 2 miliar untuk mengatasi hambatan klasik yang biasa dihadapi calon wirausaha.

“Nominal hibah permodalan yang kami tawarkan, sebenarnya menjawab alasan klasik yang menghambat orang untuk menjadi wirausaha, sebab jumlahnya mencukupi untuk membiayai suatu start up yang reasonable,” tambah Surjanto, yang juga menjabat sebagai Corporate Secretary PT Wismilak Inti Makmur Tbk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com