"Arah perekonomian kita membahayakan. Pertumbuhan ekonomi di awal 2015 sudah seperti pertumbuhan ekonomi di tahun 2000-an, kurs dollar seperti tahun 1998-1999," kata Harry disela-sela kegiatan buka puasa di Kantor DPP Perindo, Jakarta, Sabtu (27/6/2015).
"Banyak pedagang merugi, di bulan puasa ini misalnya, banyak pedagang ta'jil yang tidak habis," lanjut dia.
Pemerintah, kata dia, harus segera mengambil langkah untuk mengatasi persoalan ekonomi saat ini. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin stagnasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi akan membuat jumlah masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat.
"Sayang kalau Indonesia masuk ke dalam krisis kembali dan stagnasi karena kondisi masyarakat kalangan bawah masih besar. Bagi masyarakat kelas menengah ke atas mungkin tidak akan terlalu merasakan dampaknya," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.