Agus mengatakan, IMF telah melakukan kajian dan memroyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mampu di level 4,7 persen. Sementara Bank Dunia baru-baru ini merilis proyeksi teranyarnya. Pertumbuhan ekonomi dunia dikoreksi menurun 0,2 persen, Indonesia dan Turki turun 0,5 persen, dan Brazil malah turun lebih dari 2 persen.
“Setelah kami ikuti harga komoditas dunia, ternyata pertumbuhan ekonomi dunia semakin memberikan tekanan pada harga komoditas,” kata Agus, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Koreksi pertumbuhan ekonomi dunia akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memang mengandalkan komoditas untuk ekspor.
Kendati demikian, Agus menegaskan pemerintah akan mendorong pertumbuhan melalui belanja pemerintah dan investasi, serta konsumsi.
“Kami juga harap pertumbuhan ekonomi kita tidak seperti yang disampaikan IMF, 4,7 persen. Kami lihat di kisaran 5 persen. Kami optimis dan fokus pada kegiatan kita khususnya di pencairan anggaran. Karena kami harapkan di semester II-2015 akan membaik dan akan membuat dukungan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan investasi,” ucap Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.