Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran Tahun Ini Tak Mampu Dongkrak Ekonomi Nasional

Kompas.com - 15/07/2015, 11:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebaran sudah di depan mata. Selain predikat perhelatan keagamaan dan sosial, ritual tahunan itu juga membawa dimensi ekonomi; inilah masa puncak belanja masyarakat dan bak suntikan stimulus penggerak ekonomi Indonesia. Bahkan tahun ini peran belanja Lebaran amat krusial bagi ekonomi Indonesia.

Maklum, di tengah kelesuan ekonomi dunia serta minimnya belanja pemerintah, belanja Lebaran ibarat lokomotif sementara penggerak ekonomi Indonesia. Sayang, harapan itu terbentur pelemahan daya beli masyarakat.

Bank Indonesia (BI) mencatat, realisasi uang tunai yang keluar menjelang Lebaran 2015 sekitar Rp 125 triliun, naik tipis dari tahun lalu yang senilai Rp 124 triliun. Padahal, "Biasa setiap tahun naik 11 persen bahkan pernah 14 persen," kata Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI kepada Kontan, Selasa (14/7/2015).

Gelagat itu sebenarnya sudah terbaca sejak awal dari penurunan tingkat keyakinan konsumen. Data BI memperlihatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2015 sebesar 111,3 poin atau turun 1,5 poin ketimbang bulan sebelumnya. Pelemahan ini sejalan dengan penurunan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing turun 2,3 poin dan 0,5 poin dari posisi di bulan lalu.

Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang juga merosot. Itu tecermin dari IEK yang pada Juni 2015 tercatat 122,4 atau turun 0,5 poin dari IEK di bulan sebelumnya, yaitu 122,9. Konsumen masih khawatir ekonomi enam bulan ke depan tak membaik.

Penjualan ritel lesu

Di sisi lain, penggunaan uang elektronik menyumbang pada rendahnya kenaikan realisasi uang tunai tahun ini. "Mereka tidak lagi mengambil uang tunai," terang Tirta. Pelemahan daya beli masyarakat juga berdampak terhadap omzet perdagangan makanan dan minuman.

Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman, dibandingkan tahun lalu, pertumbuhan industri makanan kini relatif stagnan, bahkan bisa merosot.

Sebagai perbandingan, tahun-tahun sebelumnya, peningkatan pendapatan sektor perdagangan saat puasa dan Lebaran mencapai 150% alias 1,5 kali lipat ketimbang bulan normal. Untuk menyiasati pelemahan daya beli, para pengusaha ritel berlomba-lomba memberikan potongan harga demi menggelitik daya beli masyarakat.

Corporate Communications General Manager Transmart Carrefour Satria Hamid mengatakan, menggunakan strategi total football demi menjaring pelanggan. "Pasar kalau tidak diberi stimulus maka akan stagnan," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) pun sudah memperkirakan perlambatan ekonomi di paruh pertama ini berdampak terhadap lesunya penjualan ritel. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, efisiensi yang dilakukan pemerintah membuat masyarakat berhati-hati berbelanja sehingga menekan konsumsi.

"Selain itu, supply kebutuhan puasa dan Lebaran tampak mencukupi," kata Sasmito.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat, angka peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran tahun ini adalah yang terendah dibandingkan dalam tiga tahun terakhir, utamanya di Luar Jawa. Itu sebabnya, proyek infrastruktur di Luar Jawa bisa menjadi penopang ekonomi baru dan mengurangi tekanan penurunan harga kelapa sawit dan batubara.

Satu catatan lagi dari Ekonom Institute for Development Economy and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, mayoritas pemenuhan kebutuhan konsumsi berasal dari barang impor. "Pemerintah seharusnya belajar, kenaikan permintaan itu jangan selalu dipenuhi impor tapi harus menaikkan produktivitas lokal," tandasnya.

Akhir kata, boleh jadi inilah perayaan Lebaran di tengah keprihatinan. Selamat Idul Fitri 1436 H. (Adinda Ade Mustami, Handoyo, Maizal Walfajri, Margareta Engge Kharismawati, Sinar Putri S.Utami)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com