Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Komoditas Ini Buat Pertumbuhan Dua Daerah Kaya SDA Loyo

Kompas.com - 10/08/2015, 14:16 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi dua pulau besar yang kaya sumber daya alam (SDA), Sumatera dan Kalimantan, lesu sepanjang semester I-2015. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Sumatera hanya tumbuh 2,8 persen dan Kalimantan 1,3 persen.

Menurut Bank Indonesia, faktor penyebab lesunya ekonomi di dua pulau besar itu karena dampak penurunan harga dua komoditas ekspor Indonesia. Kedua barang barang komoditas tersebut yaitu CPO dan Batubara.

"Jadi kalau harga CPO dan batubara jatuh ya ekonomi Indonesia akan melemah. Makanya yang paling kena dampak yaitu Sumatera dan Kalimantan," ujar Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Balikpapan, Jakarta, Senin (11/8/2015).

Dia menjelaskan, menurunnya harga komoditas CPO dan Batubara murni dipengaruhi faktor eksternal. Faktor yang dimaksud yaitu pelemahan perekonomian Tiongkok. Selama ini, negeri tirai bambu itu memang menjadi pembeli batubara terbesar asal Indonesia dan juga pembeli CPO yang cukup besar bersama India.

Dengan rendahnya permintaan dari Tiongkok, harga batubara dan CPO pun anjlok Kondisi saat ini kata Mirza, berbanding terbalik dengan tahun 2007. Saat itu, pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Kalimantan sangat besar karena harga CPO dan batubara sangat tinggi.

Pertumbuhan ekonomi dua pulau kaya SDA itu pun mampu mendorong perekonomian nasional saat itu. "Namun saat ini, pertumbuhan Kaltim saja minus 2,5 persen. Di Riau juga turun juga kan," kata Mirza.

Saat ini lanjut Mirza, harga batubaru hanya ada dikisaran 50 dollar per ton. Pada 2008 lalu, harga batubara sempat mencapai 73 dollar per ton. Sementara harta CPO saat ini ada dikisaran 2.100 ringgit per ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com