Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airbus A350 Lumrah Digunakan untuk Penerbangan Jarak Menengah

Kompas.com - 14/08/2015, 21:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meminta Garuda Indonesia membatalkan pembelian pesawat Airbus A350 dan menggantinya dengan A320 yang kelasnya lebih rendah sehinga biaya operasional lebih efisien untuk penerbangan jarak menengah atau rute regional. Namun menurut pengamat penerbangan Gerry Soejatman, pengoperasian A350 atau B787-900 untuk penerbangan jarak menengah sudah lumrah diakukan oleh berbagai maskapai di dunia.  "Siapa bilang B787-900 dan A350 tidak bisa buat penerbangan jarak menengah (regional)? Lihat Jetstar dan Scoot, B787 dipakai jarak menengah. Norwegian pakai buat penerbangan yang setara jaraknya dari Indonesia ke Jepang. ANA pakai B787 untuk ke Tokyo-Jakarta. A350 juga bisa dipakai untuk jarak menengah," ujar Gerry saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Dia menjelaskan, pemilihan A350 atau B787-900 untuk penerbangan regional banyak dipilih karena pesawat berbadan lebar itu memiliki keunggulan ketimbang tipe pesawat yang kelasnya lebih rendah. Menurut Gerry keunggulan A350 yaitu memiliki mesin yang lebih hemat bahan bakar dan kapasitas penumpang yang lebih besar ketimbang seri A320.  Dengan keunggulan itu kata dia, biaya operasional A350, terutama beban dari biaya bahan bakar, akan bisa lebih efisien.

Seperti diketahui, Garuda Indonesia berencana membeli 30 pesawat A350 atau B787-900 untuk melakukan peremajaan armadanya. Rencananya  pesawat berbadan besar itu akan digunakan Garuda untuk melayani penerbangan internasional ke Eropa.

Namun, Rizal Ramli menggagas agar rencana itu dibatalkan. Rizal mengaku sudah berbicara dengan Presiden Jokowi dan gagasanya disetujui Presiden. "Kita kuasai dulu pasar regional lima sampai tujuh tahun ke depan. Kalau sudah kuat, baru kita hantam (pasar internasional). Presiden setuju (pembatalan pembelian pesawat Airbus A350), dan kami panggil direksi (Garuda), dan batalkan supaya ganti," kata Rizal, Kamis (13/8/2015).

Pernyataan Rizal itu lantas memantik komentar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Rizal dinilai sudah mencampuri bisnis Garuda Indonesia sebagai BUMN. "BUMN itu (Garuda) jelas di bawah Kemenko Perekonomian, bukan di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Jadi, jangan ada yang mencampuri Garuda di luar Kemenko Perekonomian," kata Rini sebagaimana dikutip Antara saat menanggapi pernyataan Rizal Ramli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com