Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Kami Tidak Akan Membiarkan Rupiah Terus Melemah

Kompas.com - 21/08/2015, 20:50 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Bank Indonesia (BI) mengaku tak akan membiarkan rupiah terus-terusan jatuh lebih dalam lagi. Dalam perdagangan hari ini, nilai tukar mata uang garuda itu sudah di atas Rp 13.900 per dollar AS. "Kami tidak akan membiarkan rupiah itu terlalu melemah karena kalau terlalu lemah akan ada dampak kepada makro ekonominya, inflasinya tidak akan tercapai. Jadi kita akan jaga itu di level yang fundamentalnya dan competitiveness-nya," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Kantor BI, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Lebih lanjut dia mengungkapkan, BI akan terus berada di pasar dan setiap saat bisa melakukan intervensi apabila dibutuhkan untuk menjaga stabilitas rupiah. Sementara untuk strateginya, Tirta bilang tak akan ada yang berubah. "Masih sama (strategi) kebijakan moneternya. Seperti yang kita sampaikan kemarin ya, kita akan hati-hati, lebih ketat, terus kemudian kita memanfaatkan operasi moneter, untuk menyerap akses likuiditas yang ada di pasar," kata Tirta.

Sementara saat ditanya berapa angka fundamental nilai tukar rupiah seharusnya, Tirta bilang itu tergantung level competitiveness dengan mata uang negara-negara lainnya. Meski beberapa negara melakukan devaluasi mata uang, BI menilai langkah tersebut tak harus diikuti oleh Indonesia karena memiliki hitungan tersendiri untuk mendorong ekspor.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengatakan, penyebab pelemahan rupiah masih sama yaitu karena tekanan ekonomi global. Namun, BI melihat adanya ketidakpastian baru yang diciptakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Fed lantaran dinilai ragu menaikkan suku bunga. "Ada ketidakpastian lain lagi kan, yang tadinya The Fed itu mau September menaikan suku bunga, tetapi kalau kemarin lihat statement-nya (Komite Pasar Terbuka Federal/FOMC), sepertinya ragu-ragu dan menunda tidak September. Jadi ada ketidakpastian lagi," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Kantor BI, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Selain karena kembali adanya ketidakpastian di pasar akibat pernyataan The Fed, BI mengatakan pelemahan rupiah juga masih dipengaruhi keputusan Tiongkok mendevaluasi yuan. Lebih lanjut dia berharap , masyarakat harus melihat pelemahan rupiah saat ini secara menyeluruh. Pasalnya, pelemahan mata uang juga terjadi hampir di semua negara kawasan Asia-Pasifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com