Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capai Target 35.000 Megawatt, 'Jualan' Jokowi di Luar Negeri Belum Cukup

Kompas.com - 30/08/2015, 19:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, proyek peningkatan kapasitas listrik 35.000 megawatt tidak dapat hanya mengandalkan investor yang sudah ada selama ini.

Fabby berpendapat, pemerintah harus mulai menarik investor dari negara lain untuk dapat memenuhi target lima tahun tersebut. Namun, Fabby menganggap, langkah presiden Joko Widodo menarik minat investor luar negeri berinvestasi di Indonesia, belumlah cukup.

"Jalan-jalan Jokowi ke sejumlah negara untuk berjualan itu belum cukup soal pencapaian target investasi listrik di Indonesia. Kalau soal meningkatkan hubungan bilateral, itu sih oke saja ya," ujar Fabby di acara diskusi di gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (30/8/2015).

Salah satu terobosan yang dianggap Fabby bisa berdampak positif adalah dengan cara 'go international' dalam hal pemberitahuan detail proyek tersebut. PLN, sebut Fabby, bisa saja membuat pemberitahuan di media massa yang lingkupnya internasional bahwa akan membuka proyek kelistrikan.

"Misalnya di majalah Economist, tulis itu gede-gede, PLN mau bangun konstruksinya tahun 2017, silahkan investor yang mau berinvestasi. Selama ini kan PLN cuma iklan di media massa dalam negeri saja, cobalah beriklan di luar juga," lanjut Fabby.

Dengan demikian, lanjut Fabby, setidaknya masyarakat, baik di dalam atau di luar negeri melihat bahwa pemerintah Indonesia serius meningkatkan kapasitas listrik nasional.

Catatan Kementerian ESDM, hingga saat ini masih ada 8,5 juta rumah tangga di 2.519 desa dan 163 kecamatan di Indonesia yang belum tersentuh akses listrik. Beberapa daerah yang defisit listrik, antara lain Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Lombok, Kupang, Kendari dan Jayapura.

Kapasitas terpasang saat ini baru dapat memenuhi kebutuhan listrik sebesar 86,39 persen. Lebih rendah dari Singapura (100 persen), Brunei Darussalam (99,7 persen) Thailand (99,3 persen), Malaysia (99 persen) dan Vietnam (98,0 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com