Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri: Nilai Tukar Rupiah Seharusnya di Rp 12.500 Per Dollar AS

Kompas.com - 11/09/2015, 14:38 WIB
MALANG, KOMPAS.com — Melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu belakangan ini lebih dipengaruhi oleh faktor psikologis ketimbang fundamental.

Chief Financial Officer Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini sudah terlalu dalam dan tidak mencerminkan aspek fundamental. Harusnya, rupiah saat ini berada di level 12.500 per dollar AS.

Kartika mengutip ekonom AS yang juga mantan Gubernur Federal Reserve, Alan Greenspan, bahwa kondisi perekonomian saat ini lebih banyak digerakkan oleh "animal spirit" ketimbang rasio. Adapun sisi "kehewanan" manusia itu adalah greed (keserakahan) dan fear (ketakutan).

Dari sisi greed, saat ini sebenarnya banyak pengusaha Indonesia yang memegang dollar AS. Namun, mereka mereka tak mau melepas mata uangnya itu ke pasar lantaran nilai tukar terus menguat.

Adapun dari sisi ketakutan, saat ini banyak pemilik dana yang memilih kabur dari Indonesia karena khawatir terhadap perkembangan perekonomian global.

"Memang tidak bisa dimungkiri, saat ini kondisi perekonomian global sedang tidak menentu. The Fed belum pasti kapan menaikkan suku bunga acuannya. Sementara itu, kondisi perekonomian China melemah sehingga membuat pasar dalam ketidakpastian," ujarnya dalam acara media training, Jumat (11/9/2015).

Karena itu, dia berharap agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mampu mendorong pengusaha nasional pemilik dollar AS untuk melepasnya ke pasar. Langkah tersebut setidaknya akan membuat pemilik dana bisa lebih rasional, dan pasokan dollar AS di pasar menjadi lebih banyak.

Nilai tukar rupiah saat ini diperdagangkan di level 14.323 per dollar AS atau menguat tipis 0,06 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com