Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Akan Kurangi Produksi Premium secara Bertahap

Kompas.com - 14/09/2015, 16:47 WIB
CILACAP, KOMPAS.com — Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Rachmad Hardadi mengatakan, Pertamina akan mengurangi produksi Premium RON 88 secara bertahap mulai 2018 atau setelah kilang Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) selesai dibangun.

"Insya Allah pada minggu kedua Oktober, sekitar 6 atau 8 Oktober nanti, kilang RFCC (residual fluid catalytic cracking) siap diresmikan oleh Presiden (Presiden Joko Widodo), sekaligus dicanangkan dimulainya pembangunan kilang PLBC atau Proyek Langit Biru Cilacap," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/9/2015).

Rachmad mengatakan hal itu kepada wartawan seusai meninjau kesiapan kilang RFCC di kompleks Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menjelang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada awal Oktober 2015.

Ia memperkirakan, proyek pembangunan kilang PLBC tersebut akan selesai pada pertengahan 2018. "Pada saat pembangunan kilang PLBC selesai, maka seluruh gasolin yang keluar dari Cilacap (diproduksi Pertamina Refinery Unit IV Cilacap) itu seluruhnya adalah Pertamax dengan oktan minimum 92," katanya.

Dengan demikian, kata dia, Pertamina Refinery Unit IV (RU IV) Cilacap mulai pertengahan 2018 tidak lagi memproduksi Premium.

Saat ditanya apakah hal itu merupakan sinyal bahwa Premium akan dikurangi hingga akhirnya dihapuskan, mengingat RU IV Cilacap memasok 60 persen kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa dan 34 persen di Indonesia, dia mengakui hal itu. Namun, prosesnya berlangsung secara bertahap.

Kendati RU IV Cilacap tidak lagi memproduksi Premium, dia mengatakan bahwa kilang-kilang lain, seperti RU II Dumai, RU II Plaju-Sungai Gerong, dan RU V Balikpapan masih memproduksi gasolin beroktan 88 itu sebelum proyek Refining Development Masterplan Program (RDMP)  selesai.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat tidak perlu khawatir bahwa diversifikasi produk tersebut akan mengakibatkan Premium mendadak hilang dari pasaran.

Disinggung mengenai produk Pertalite, Rachmad mengatakan bahwa hal itu sebenarnya merupakan diversifikasi produk yang dilakukan Pertamina agar masyarakat lebih banyak pilihan.

"Pertamina ingin memberikan banyak varian kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa memilih. Kalau sekarang ada Pertalite, dimulai dulu dari Premium oktan 88, Pertalite oktan 90, Pertamax oktan 92, Pertamax Plus oktan 95, dan ada juga Pertamax Racing yang oktannya seratusan untuk keperluan olahraga otomotif," katanya.

Ia mengatakan, hal itu mengandung arti bahwa Pertamina ingin memberikan banyak pilihan kepada masyarakat, tidak ingin ditinggalkan masyarakat, dan yakin tidak akan ditinggalkan masyarakat karena merupakan bagian dari masyarakat.

Dalam hal ini, dia mencontohkan salah satu produk baru yang akan segera diluncurkan oleh Pertamina berupa elpiji dengan kemasan tabung isi 5,5 kilogram.

"Jadi intinya, produk-produk yang diluncurkan ini sebetulnya diversifikasi saja, termasuk yang lalu kita kenal ada elpiji 50 kilogram untuk restoran-restoran besar, ada elpiji 12 kilogram yang dipakai oleh masyarakat awam, terus ada lagi elpiji yang 3 kilogram atau melon untuk masyarakat miskin dan pedagang kecil, dan sebentar lagi akan keluar elpiji 5,5 kilogram, bisa untuk mahasiswa yang indekos atau rumah tangga muda," ujarnya.

Mengenai proyek RDMP, Rachmad mengatakan bahwa hal itu merupakan upaya meningkatkan kemampuan kilang-kilang yang ada sekaligus menambah infrastruktur baru di kawasan kilang yang ada.

Menurut dia, ada empat proyek RDMP. Tiga di antaranya akan dikerjakan bersama Saudi Aramco dan satu proyek bersama JX Nippon.

Selain itu, kata dia, Pertamina juga akan membangun kilang baru, tetapi masih menunggu turunnya peraturan presiden untuk proyek percepatan pembangunan kilang dalam bentuk kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com