Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Pertamina Ingin Audit Petral Terbuka untuk Masyarakat

Kompas.com - 21/10/2015, 11:39 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pada awal tahun 2015 telah resmi membubarkan Petral Energy Trading (Petral) Ltd, yang sering dituduh sebagai mafia migas di dalam negeri. (baca: Pertamina Likuidasi Satu Grup Petral)

Pemerintah pun melakukan audit terhadap Petral melalui lembaga independen. Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto mengatakan, audit Petral bisa dilihat oleh seluruh masyarakat.

Perseroan, sebutnya, tak mau menutupi akses informasi terkait audit anak usaha Pertamina yang bermarkas di Singapura itu.

"Enggak kita tutupi audit Petral. Kita kan harus membangun kepercayaan publik," ujar Dwi, Selasa (20/10/2015).

Pertamina kata Dwi, melalui berbagai cara berusaha agar masyarakat bisa mendukung audit Petral tersebut.

Hal itu sejalan dengan menarik kembali kepercayaan rakyat terhadap perusahaan BUMN yang sering dituduh melakukan kegiatan mafia migas dan merugikan negara.

"Sekarang ini bagaimana kita membangun kepercayaan publik kepada Pertamina," kata Dwi.

Dwi memaparkan, meski Petral sebagai perusahaan perwakilan di dunia internasional dibubarkan, Pertamina terus ekspansi ke negara luar penghasil minyak.

"Itu semua kalau nanti ada baiknya Pertamina kembangkan internasional bisnisnya," papar Dwi

Dwi menambahkan, Pertamina masih mengkaji anak perusahaan baru pengganti Petral yang bergerak di sektor hilir migas.

Karena bagaimanapun juga, harus ada perwakilan yang lebih baik dari Petral untuk transaksi bisnis migas secara terbuka untuk kebutuhan BBM di dalam negeri.

"Kalau best practice pemain internasional kan punya downstream juga. Ini kita studi mestinya punya," kata Dwi.

Sebelumnya diketahui setelah Petral dibubarkan, fungsinya dipindahkan kepada Integrated Supply Chain yang langsung berada di bawah Pertamina. Sehingga segala kegiatan impor minyak, bisa langsung dipantau negara.

baca juga: Sudirman Said Bantah Terima Gratifikasi Jet Pribadi dari Petral

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com