Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini Tenaga Perawat dan Perhotelan Jadi Prioritas Penempatan TKI

Kompas.com - 25/10/2015, 21:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengungkapkan ada dua prioritas utama pekerjaan profesional yang disasar untuk para TKI di luar negeri. Dua prioritas itu adalah perawat, khususnya untuk tujuan Jepang, dan perhotelan.

"Tahun ini ada permintaan sebanyak 60 ribu untuk bekerja di hotel-hotel di Makau. Rencananya diambil dari SMK dan sekolah tinggi pariwisata yang setara dengan diploma II atau D2," kata Nusron, Sabtu (24/10/2015).

Hal itu dikatakan Nusron terkait acara Trade Expo Indonesia 2015 yang berlangsung mulai 21 sampai 25 Oktober. Salah satu kegiatannya adalah Rapat Koordinasi BNP2TKI dengan Atase Perdagangan/ITPC.

Di acara berlangsung Jumat (23/10/2015) itu Nusron didampingi Plt. Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi sekaligus Direktur Promosi, Anjar Prihantoro, Direktur Kerjasama Luar Negeri, Fachry Sulaiman, Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Teknis Kerjasama Luar Negeri I, Naekma dan Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Teknis Kerjasama Luar Negeri II, Elia Rosalina. Peserta rakor terdiri dari perwakilan berbagai atase perdagangan yang ditempatkan di luar negeri.

Nusron mengatakan, meskipun ada peluang besar di sektor profesi keperawatan, dia mengeluhkan masalah sertifikasi. Menurut dia, banyak perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri, tapi hanya diakui sebagai asisten perawat.

"Karena mereka tidak punya sertifikat yang diakui di negara penempatan, gaji mereka hanya 50 sampai 75 persen dari gaji yang seharusnya diterima," Jelas Nusron.

Pada kesempatan itu, Nusron juga menyebutkan investasi asing yang masuk ke Indonesia hingga semester pertama di 2015 ini sebanyak 7.38 miliar dollar AS. Didang pariwisata baru terealisasi 2.7 juta dollar AS di semester pertama dari 10 juta dollar AS yang ditargetkan.

Adapun dari sektor jasa tenaga kerja hingga Juli 2015 lalu sudah menyumbang devisa 5.5 dollar AS. Hingga akhir 2015 nanti diperkirakan remitansi yang diterima mencapai 9.5 miliar dollar AS.

Berdasarkan data Bank Indonesia pada Juli 2015, rata-rata ada 3.8 juta orang perbulannya di luar negeri yang mengirim uang ke Indonesia. Jika angka tersebut dikalikan dengan gaji yang mereka terima, hasilnya 38 miliar dollar AS setahun. Angka itu jauh lebih tinggi daripada perkiraan angka remitansi di 2015 sebesar 9.5 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com