Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Negara Meleset, Proyek-proyek APBN Dikurangi

Kompas.com - 10/11/2015, 11:11 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keuangan negara mengkhawatirkan. Coba tengok realisasi APBN-P 2015 hingga 30 September 2015. Total pendapatan negara baru Rp 989,8 triliun atau 56,2 persen dari pagu yang tercatat Rp 1.761,6 triliun.

Sementara belanja negara, total realisasinya mulai meninggi Rp 1.248,9 triliun atau 62,9 persen dari pagu yang sebesar Rp 1.984,1 triliun.

Artinya defisit anggaran sekarang berada di posisi Rp 259,2 triliun atau 16,5 persen dari pagu dalam APBN-P 2015 yang sebesar Rp 222,5 triliun.

Melihat kondisi keuangan negara yang demikian, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan akan ada proyek-proyek dalam APBN-P 2015 yang dikurangi.

"Ya pastilah (dikurangi proyek). Kita lihat perkembangannya," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (9/11/2015).

Dia menjelaskan, berkurangnya pemasukan negara pasti akan berdampak kepada pengeluaran. Untuk mencegah terjadinya defisit anggaran yang besar maka tutur JK, pasti pengeluaran harus dibatasi.

Meski begitu sebenarnya pemerintah memiliki opsi lain, di tengah mulai besarnya serapan belanja modal yang tak diimbangi pendapatan, opsi memperbesar utang bisa saja diambil.

Meski tak menyebut pasti akan mengambil opsi utang, JK menuturkan bahwa pemerintah akan mencari suatu cara agar defisit anggaran bisa terkelola dengan baik.

"Kalau pendapatan berkurang pasti pengeluaran harus dikurangi kan. Atau kita mencari suatu cara untuk mengelola defisit itu," kata Wapres.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakini defisit anggaran hingga akhir tahun 2015 akan tetap terkendali dengan perkiraan maksimal 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto.

Keyakinan tersebut diungkapkan Bambang dengan melihat kondisi terkini realisasi belanja negara dan pendapatan negara, termasuk potensi terbaru kekurangan penerimaan pajak.

Potensi baru itu yakni reinveting policy minimal Rp 30 triliun, revaluasi aset minimum Rp 10 triliun, penagihan pemeriksaan Rp 5 triliun, dan ekstensifikasi Rp 5 triliun. Selain itu, pemerintah juga mempersiapkan pinjaman multilateral untuk menutupi defisit di akhir tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com