Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Audit Petral Jangan Hanya untuk Motif Pencitraan"

Kompas.com - 15/11/2015, 18:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat RI Satya Widya Yudha meminta pemerintah segera menindaklanjuti hasil audit, baik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Korda Mentha terkait Pertamina Energi Trading Ltd (Petral) dan group, ke ranah hukum.

"Ini menurut saya yang patut dipertontonkan ke publik," kata Satya dalam diskusi di Jakarta, Minggu (15/11/2015).

Satya mengatakan, jangan sampai apa yang menjadi kecurigaan sejumlah pihak benar adanya, bahwa audit Petral Group hanya berakhir tanpa diketahui siapa yang menyebabkan kerugian negara.

"Jangan-jangan audit itu hanya untuk motif politik, hanya untuk motif pencitraan. Kan tidak ke sana tentunya. Maka kita menunggu (langkah Presiden)," kata Satya.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara, bahwa audit Petral Group harus diselesaikan tuntas. (baca: Marwan: Petral Isu Bertahun-tahun, Kenapa Audit Harus Dibatasi?)

"Tidak sekedar menjadi isu sesaat, atau ada kepentingan proteksi kekuasaan, politik. Supaya aman, ada yang dipegang kartunya," ucap Marwan.

Marwan menembahkan, masyarakat pastinya tidak ingin tindakan mafia migas yang merugikan negara ini tidak terkuak. Presiden Joko Widodo harus mengambil langkah hukum terhadap para pelaku.

"Saya sangat berharap ini tidak menjadi alat untuk barter, supaya itu bisa terlindungi dengan memegang ubun-ubun dari orang yang berpotensi mengganggu pemerintahan," kata Marwan.

Marwan tidak ingin pengalaman masa lalu yang tidak menuntaskan pemberantasan mafia migas terulang kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com