Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI-Bareskrim Perkuat Kerjasama Tangani Perdagangan Orang

Kompas.com - 22/11/2015, 13:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) telah lama bekerjasama dan bersinergi dengan Bareskrim Polri dalam hal mencegah, menangani, serta menanggulangi kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Salah satunya menjadi salah satu narasumber di acara Evaluasi Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang diselenggarakan oleh Bareskrim Polri.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 18-20 November 2015 di Aula Polda Bali, Jl. WR. Soepratman, Bali. Acara itu dihadiri seluruh Kasubdit Renakta (Remaja, Anak dan Wanita) Reskrim Se-Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Perlindungan, Lisna Y. Poeloengan, membawakan materi bertema 'Upaya Penanggulangan TPPO Terhadap TKI di Luar Negeri dan Kendala yang Dihadapi'.

"Yang menyebabkan Calon TKI atau TKI rentan menjadi korban TPPO itu antara lain dikarenakan faktor ekonomi, kurangnya wawasan CTKI sehingga mudah dibujuk rayu, ditipu dan direkrut oleh sponsor, PPTKIS yang nakal," kata Lisna, Minggu (22/11/2015).

"Kami bekerjasama dengan Polri dalam melakukan pencegahan terhadap TPPO karena perlu dilakukan edukasi kepada masyarkat dan pencari kerja untuk melakukan migrasi yang aman," tambahnya.

Selain itu, lanjut Lista, para satgas TPPO perlu mengoptimalkan pengetatan di debarkasi dan perbatasan untuk pencegahan TPPO. Koordinasi merupakan hal sangat penting dalam melakukan pencegahan dan pengetatan itu.

Lisna juga menjelaskan jalur-jalur perbatasan yang dilalui oleh oknum pelaku TPPO untuk memberangkatkan TKI secara Nonprosedural. Mekanisme penindakan sangat penting dilakukan Direktorat Pengamanan Pengawasan BNP2TKI bekerjasama dengan Polda dan Polres setempat dalam hal menangani TPPO.

Selain Lisna, hadir juga Dirjen Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial RI, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Ketua Komisi perlindungan Anak se-Indonesia, pimpinan IOM, dan AAPTIP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com