Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maroef Bantah Pengangkatannya Sebagai Presdir untuk Perpanjang Kontrak Freeport

Kompas.com - 03/12/2015, 17:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin menyatakan bahwa dirinya diangkat sebagai Presdir bukan bertujuan untuk memperpanjang kontrak tambang tersebut.

Ia mengaku, dirinya hanya menjalankan tugas sebagai pimpinan perusahaan. Maroef menyatakan hal ini sebagai tanggapan atas pertanyaan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.

Pasalnya, MKD menyatakan Maroef tidak memiliki latar belakang di bidang korporasi. Maroef mulai menjabat Presdir Freeport pada bulan Januari 2015 lalu.

Sebelumnya, ia merupakan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Kontrak Maroef sebagai Presdir berlaku selama satu tahun.

"Tidak ada (tugas untuk memperpanjang kontrak karya). Tugas saya hanya sebagai CEO," kata Maroef di Gedung Parlemen, Kamis (3/12/2015).

Menurut Maroef, selama menjabat Presdir Freeport, dirinya berkomitmen untuk mengikuti segala peraturan negara. Hal ini termasuk perubahan aturan undang-undang mineral dan batu bara (Minerba).

"Sejak saya menjabat sebagai Dirut Freeport, Freeport aset nasional, dibiayai modal asing, tapi semua harus tunduk peraturan. Sehingga yang dikeluarkan undang-undang Minerba, izin kontrak karya ke izin usaha Freeport harus patuh," tuturnya.

Maroef pun mengatakan bahwa, untuk membangun proyek perusahaan dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangunan smelter perlu adanya izin perpanjangan kontrak.

"Dalam perhitungan bisnis, Freeport menanamkan investasi besar. Kalau mau melakukan tambang bawah tanah membutuhkan waktu 5 sampai 10 tahun baru berproduksi. Kalau tidak ada perpanjangan kontrak itu semua tidak bisa dilakukan," tutur Maroef.

Kompas TV Presdir Freeport: Sejak Awal Saya Menjabat, Saya Sudah Diminta Bertemu SN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com