Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan Korea Geser Dominasi Elektronik Jepang

Kompas.com - 23/12/2015, 11:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Peta persaingan bisnis elektronik konsumen dunia berubah.

Dominasi perusahaan Jepang di bisnis elektronik yang sempat menggeser pabrikan Eropa kini semakin memudar. Sebagai gantinya, elektronik China dan Korea Selatan berkibar.

Yang terbaru, produsen elektronik Jepang Toshiba memutuskan menjual pabrik televisi dan mesin cucinya di Indonesia ke perusahaan China, Skyworth (baca Harian Kontan, 14 Desember 2015). Toshiba melepas pabriknya di Indonesia dengan imbalan 3 miliar yen atau setara 25 juta dollar AS.

Skyworth juga mendapatkan izin untuk meneruskan merek Toshiba di pasar Asia, kecuali di China.

"Penyelesaian transaksi akan dilakukan Maret 2016," ujar pernyataan resmi Toshiba, Senin (21/12/2015).

Aksi pencaplokan perusahaan Jepang oleh investor China bukan kali pertama. Sebelumnya, Haier Group dari  China mengakuisisi perusahaan elektronika Jepang, Sanyo Electric. Padahal, seperti Toshiba, Sanyo juga memiliki akar bisnis yang cukup kuat di Indonesia.

Selain mereka, perusahaan elektronik China lain yakni TPV Technology juga mengakuisisi 70 persen saham bisnis TV Philips, Belanda.

Ali Soebroto Oentaryo, Ketua Gabungan Elektronik (Gabel) menyebut, sederet aksi akuisisi investor China jadi tanda peralihan bisnis elektronik dari Jepang ke China. "Peta bisnis elektronik memang bergeser," kata Ali ke Kontan, Selasa (22/12/2015).

Banyak sebab terjadinya pergeseran. Toshiba misalnya, karena terseret skandal akuntansi yang membuat perusahaan itu harus menjual pabriknya, termasuk yang ada di Indonesia.

Pasar elektronik Jepang juga terdesak penetrasi pasar China yang kian masif lantaran harga yang murah.

Kian terdesak karena pabrikan elektronik Korea Selatan juga ikur merangsek ke pasar dengan produk andalan Samsung dan LG.

Hanya, para pebisnis elektronik yakin pabrikan China atau Korea tak serta-merta bisa mendominasi pasar lokal.

Apalagi, masih ada perusahaan elektronik Jepang lain di Indonesia yang punya pasar kuat yakni Sharp Elektronik dan Panasonic.

Heru Santoso, Associate Executive Director Panasonic Gobel Indonesia bilang, peralihan pabrik Toshiba ke Skyworth bukan ancaman, tapi justru tantangan.

Toh, imbuh Santo Kadarusman, Public Relation and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi yakin, kualitas jadi taruhan. "Heboh motor dan ponsel China akhirnya juga tenggelam," ujarnya.

I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian juga tak masalah adanya pengalihan pemilikan.

"Toh, pabriknya masih tetap beroperasi," kata Putu, Selasa (22/12). Dengan begitu, pemutusan hubungan kerja tidak mengancam. (Emir Yanwardhana, Mimi Silvia, Revita Rita Rani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com