JAKARTA, KOMPAS.com – Perekonomian Indonesia mengalami masa sulit pada tahun 2015 akibat kelesuan ekonomi global, kejatuhan nilai tukar rupiah, dan penurunan harga minyak. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan hanya 4,6 persen, turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 5 – 6 persen.
Kondisi ekonomi yang jeblok membuat beberapa sektor ekonomi terpuruk. Namun, tak semuanya jeblok, ada pula beberapa sektor ekonomi yang tetap tumbuh signifikan. Kejatuhan harga minyak justru membuat beberapa sektor yang biaya produksinya dipengaruhi harga minyak, mencatatkan peningkatan kinerja. Begitu pula sektor-sektor yang mengandalkan ekspor, pelemahan rupiah justru menguntungkan.
Kinerja sektor-sektor ekonomi tersebut tercermin dari nilai pinjaman atau kredit yang mereka ajukan ke bank. Jika kredit meningkat signifikan, sektor tersebut tentu sedang tumbuh sehingga membutuhkan pinjaman bank, baik untuk menambah investasi ataupun modal kerja untuk biaya operasional.
Inilah sektor-sektor ekonomi yang tumbuh sepanjang 2015 berdasarkan data Bank Indonesia yang dirilis pada 29 Januari 2016 :
Adapun sektor-sektor yang terpuruk, terindikasi dari anjloknya permintaan kredit atau melambatnya pertumbuhan kredit adalah :
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Srihartati pekan lalu, Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam bisa mengambil kesempatan dari murahnya harga energi.
(baca : Ini Industri-industri yang Bisa Ambil Peluang di Tengah Anjloknya Harga Minyak)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.