Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Bodong di China, Miliaran Dollar AS Menguap

Kompas.com - 02/02/2016, 10:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNNMoney
BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas di China menangkap lebih dari 20 orang yang diduga bersalah karena terlibat dalam investasi ilegal skema Ponzi. Investasi ini perkembangannya begitu masif di China, hingga melibatkan ratusan bahkan ribuan orang dengan dana  miliaran dollar AS.

Penangkapan dilakukan pada Senin (1/2/2016) waktu setempat. Investasi yang bernama E-zubao tersebut diluncurkan 1,5 tahun lalu menjanjikan imbal hasil 15 persen bagi para investor.

Menurut laporan agensi berita China Xinhua, dalang di balik investasi bodong ini adalah Ding Ning. Tak hanya perkara investasi ilegal, Ning juga dituduh melakukan penggelapan dana dalam jumlah besar untuk dibayarkan kepada investor.

Ning dan 20 orang lainnya ditangkap karena dicurigai menggelapkan dana mencapai 50 miliar yuan atau setara 7,6 miliar dollar AS dari sekitar 900.000 orang investor.

Otoritas juga mulai menginvestigasi Yucheng Group, perusahaan milik Ning. Para penyidik dikabarkan menemukan 1.200 buku rekening yang disimpan dalam karung dan dikubur di bawah tanah sedalam 6 meter.

E-zubao menjadi salah satu skandal investasi terbesar yang terbongkar dari praktik perbankan semu atau shadow banking China. Sistem yang tidak diregulasi ini berkembang dengan pola penawaran investasi dengan imbal hasil yang amat tinggi, sehingga membuat masyarakat mudah tergiur.

Seringkali tidak ada transparansi terkait ke mana uang yang disimpan oleh investor.  Dalam kasus tertentu, produk investasi bodong juga dijual melalui platform online atau secara pribadi.

baca juga: Investasi Skema Ponzi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com