Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GPBSI: Indonesia "Diserang" Korea

Kompas.com - 16/02/2016, 13:13 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin, menilai masuknya investor asing dari Korea untuk bisnis film dan bioskop di Indonesia bisa berbahaya.

"Kita lihat, Blitz saja sekitar 80 persen filmnya adalah film Korea. Bagaimana nanti jika pengusaha Korea lain masuk," kata Djonny kepada KOMPAS.com, Senin (15/02/2016).

Seperti diketahui, pada Agustus 2015 lalu PT Gapura Layar Prima Tbk (BLTZ), pengelola bioskop Blitz Megaplex, mengubah nama merek menjadi CGV Blitz.

Perubahan nama merek ini terjadi setelah perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), Cheil Jedang Cheil Golden Village (CJ CGV) menjadi pemegang saham perseroan.

Djonny menilai, jika pengusaha asing masuk, terutama Korea, maka pihak asing ini juga punya kepentingan untuk menyebarkan kebudayaannya ke Indonesia. Saat ini, sudah banyak mal ritel, restoran, tayangan televisi, musik dan perusahaan Korea yang masuk ke Indonesia.

Jika mereka masuk ke film, mereka pasti akan mengutamakan pemutaran film Korea ketimbang Indonesia. "Mau filmnya bagus atau jelek, mereka bisa putar lama. Tapi kalau film Indonesia, waktu putar bisa hanya 1-2 hari dari sebelumnya 4-5 hari," kata Djonny.

Djonny khawatir persaingan bioskop dan produksi film ini akan membunuh film nasional karena sulit bersaing,

"Masalah kebudayaan ini yang membuat bioskop masuk DNI. Kalau tidak, sejak dulu sudah dibuka," tambah dia.

Sebelumnya, sehari setelah Paket Kebijakan Ekonomi X dikeluarkan, Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebut sudah ada investor asal Korea yang lirik industri bioskop nasional.

"Sudah ada investor asing yang tertarik, investor dari Korea," ujar Franky Sibarani, Ketua BKPM.

Franky mengatakan para investor asal Korea itu sekarang sudah melakukan pembicaraan. Bahkan beberapa dari investor juga ada yang berencana untuk bergabung perusahaan bioskop dalam negeri. (Baca: Investor Korea Lirik Industri Bioskop Indonesia).

Gairahkan Industri

Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf sebelumnya mengatakan jika revisi daftar negatif investasi (DNI) untuk industri film nasional direalisasikan, akan membuat industri perfilman nasional menjadi lebih bergairah.

"Akan menguntungkan apabila investasi asing dapat masuk ke industri perfilman nasional. Pasalnya, hal ini dapat mendorong perkembangan perfilman Indonesia agar lebih maju," kata Triawan.

Menurut Triawan, selama ini industri perfilman mengalami kekurangan dana. Akibatnya, mengembangkan industri perfilman Indonesia menjadi hal yang sulit. (Baca: Masuknya Investasi Asing Gairahkan Industri Film Nasional). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com