Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan "Gula-gula" untuk Investor Proyek Indonesia Terang

Kompas.com - 29/02/2016, 05:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian ESDM menyampaikan perhitungan awal kebutuhan dana untuk mengalirkan listrik ke 10.300 desa hingga 2019 sebesar Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun.

Semakin terpencil akan semakin sulit dan kebutuhan investasi pun makin besar.

"Apalagi di daerah Papua, membangun 1 MW PLTS itu membutuhkan Rp 30 - Rp 40 miliar," kata Kepala Unit Percepatan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM, William P Sahbandar, Minggu (28/2/2016).  

Dia mengatakan, APBN hanya bisa memberikan dukungan hingga Rp 16 triliun (40 persen) dalam empat tahun.

Oleh sebab itu, sisanya atau sebesar Rp 24 triliun semestinya datang dari sumber-sumber pendanaan lain.

Pertama, dari investasi swasta. Kedua, keterlibatan dana-dana donor yang akan masuk.

Ketiga, kerjasama yang dilakukan Kementerian ESDM dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan memanfaatkan dana lembaga keuangan non-bank (LKNB).

Sumber-sumber pendanaan lain tersebut akan dikelola dalam Dana Ketahanan Energi (DKE), dengan inisiasi pertama adalah Proyek Indonesia Terang (PIT).

William mencontohkan, dana-dana dari donor akan dikumpulkan serta digunakan sebagai dana pemancing untuk menyiapkan feasibility study (FS) atau untuk Viability Gap Fund (VGF).

"Karena investasi EBT terlalu mahal, sehingga internal rate of return (IRR) rendah, maka VGF akan digunakan untuk menaikkan IRR. Sehingga, investasi menjadi layak di kawasan-kawasan terpencil," terang William.  

Selanjutnya, dia juga mencontohkan betapa mahalnya investasi di EBT. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang ada di Sumbawa dengan kapasitas hanya 750 kW saja membutuhkan dana hingga Rp 15 miliar.

Padahal, perhitungan investor, proyek ini akan menjadi layak secara keekonomian apabila investasi yang dikeluarkan hanya Rp 10 miliar.

"Oleh sebab itu, VGF yang dibutuhkan sekitar Rp 5 miliar," ungkap William.

Dengan investasi yang hanya Rp 10 miliar, maka IRR proyek PLTB Sumbawa bisa naik dari 10 persen menjadi 13 hingga 14 persen.

Selain menawarkan 'gula-gula' dalam bentuk VGF, Kementerian ESDM juga akan memberikan bantuan teknis kepada investor untuk melakukan pre-FS dan FS.

"Dengan pemerintah memberikan dukungan ini, maka kemungkinan untuk investor datang, untuk mendukung kegiatan ini menjadi lebih besar," pungkas William.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com