Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ringgit dan Rupiah Teruskan Penguatan

Kompas.com - 08/03/2016, 08:10 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Dua mata uang ringgit Malaysia dan rupiah indonesia terus menguat sejak penguatan terakhir di 2011. Penguatan tersebut menjadi semacam tes bagi aset negara berkembang seiring rebound harga komoditas dan saham.

Pertanyaannya adalah, seberapa lama dua mata uang ini akan mempertahankan momentumnya? Sebab, terlihat ada indikator kuat pada teritorial overbought untuk dua mata uang ini dan saham kawasan.

Salah satu kunci nasib dua mata uang ini adalah pertemuan European Central Bank (ECB) pada minggu ini.

Pertemuan ECB kemungkinan menambah stimulus diatas suku bunga negatif, kebijakan yang bisa menambah uang kas pada sistem finansial dan memberikan yield lebih tinggi pada aset.

Ringgit Malaysia menguat dalam delapan hari sementara rupiah menguat selama 13 hari. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada Jumat lalu mengatakan pemerintah tidak ingin rupiah menguat diatas fundamental.

Rupiah saat ini mempimpin kenaikan di negara berkembang, dengan real Brasil di posisi dua dan ringgit Malaysia setelahnya. Semua mata uang tersebut sudah naik 5 persen.

Mata uang Malaysia naik 0,8 persen ke level 4.089 per dollar AS pada Senin (7/3/2016) dan mencapai level terkuat sejak Agustus 2015, berdasarkan kompilasi data Bloomberg. Sementara rupiah terapresiasi 0,7 persen.

"Ada sentimen yang lebih baik yang mendukung kenaikan mata uang ini di wilayahnya," kata Mitul Kotecha, kepala mata uang asing Asia dan kebijakan suku bunga di Barclays di Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com