Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Enggan Tahan Produksi, Harga Minyak Tergelincir

Kompas.com - 15/03/2016, 07:15 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Harga minyak jatuh setelah tiga bulan mencapai harga tertinggi, gara-gara Iran enggan bergabung ke negara produsen minyak yang menahan laju produksinya untuk menyeimbangkan pasar.

Di New York, bursa berjangka minyak turun 3,4 persen setelah Iran akan menaikkan produksi menjadi 4 juta barel per hari sebelum mereka memutuskan akan bergabung dengan Aran Saudi dan Rusia untuk menahan produksi minyak.

Iran tercatat mendorong produksi hingga 187.800 barel per hari di Februari, atau tertinggi sejak 1997, menurut laporan bulanan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Harga minyak sendiri mengalami rebound setelah turun terendah dalam 12 tahun teralhir di Februari, akibat spekulasi naiknya permintaan dan turunnya produksi minyak di Amerika Serikat (AS).

"Iran tidak akan ikut bermain dan menahan produksi," kata Stephen Schork, presiden Schork Group Inc di Vilanova, Pennsylvania.

"Fundamental untuk pasar minyak mentah masih menantang, setelah tiga bulan reli kami belum melihat tanda bullish, pasar sedang terkoreksi," kata dia.

Pada Senin, West Texas Intermediary untuk pengiriman April turun 1,32 dollar menjadi 37,18 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya di Jumat kontrak WTI naik 1,7 persen menjadi 38,50 dollar AS atau tertinggi sejak 4 Desember 2016.

Sementara Brent untuk pengiriman Mei turun 86 sen atau 2,1 persen menjadi 39,53 dollar AS per barel pada ICE Futures Europe exchange di London.

"Harga turun tajam setelah Iran enggan menahan produksi," kata  Bob Yawger, direktur kontrak berjangka di Mizuho Securities di New York.

Iran menaikkan produksi minyak sebab mereka ingin mengejar hilangnya penjualan pasca sanksi di Januari. Kebijakan Iran bertentangan dengan Arab Saudi dan rusia yang setuju menahan 60 persen produksi minyaknya dibawah harga 2014. Di Januari, Iran memompa 3,13 juta barel per hari, menurut laporan OPEC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com