Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menjelaskan, sejak awal tahun 2016 bank sentral sudah tiga kali menurunkan suku bunga acuan. Langkah ini merupakan momentum guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami berharap dengan adanya likuiditas yang kami jaga cukup dan BI rate turun 3 kali perbankan diharapkan segera merepson dengan menurunkan suku bunga baik deposito ataupun kredit. Dan yang penting, ketersediaan kredit. Itu yang penting bagi dunia usaha. Itu kami harapkan," ungkap Juda di Jakarta, Kamis (17/3/2016) malam.
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Penurunan suku acuan telah mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya inflasi yang terjaga dengan baik. BI pun tetap optimistis inflasi masih berada dalam target 4 plus minus 1 persen untuk tahun 2016 ini.
"Perkiraan kami masih mid poin dari 4 plus minus 1 persen. Itu sudah mempertimbangkan kemungkinan penurunan BBM di April dan kemungkinan pemerintah mengurangi atau hilangkan subsidi solar. Itu sudah dipertimbangkan," papar Juda.
Meski BI rate sudah diturunkan lebih lanjut, namun bank sentral masih belum mau menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM). Alasannya, penurunan GWM perlu evaluasi lagi.
"Kami lihat dengan pemberlakukan GWM yang turun 1 psn kan baru berlaku kemarin pada 16 Maret 2016. Dan kami lihat sebelum 16 Maret 2016 pun likuiditas sudah agak membaik," ungkap Juda.