Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan BI Rate Stimulus Perekonomian

Kompas.com - 18/03/2016, 13:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate sebagai hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin, Kamis (17/3/2016) diharapkan menjadi stimulus moneter untuk mendongkrak perekonomian kembali.

"Terlebih lagi ada pesimisme ekonomi 2016 juga mulai dirasakan oleh lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, yang telah memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masing-masing 4,9 persen dan 5,1 persen," kata ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian kepada Kompas.com, Jumat (18/3/2016).

Dzulfian lebih lanjut mengatakan, memang sudah saatnya suku bunga acuan BI menjadi lebih rendah.

Alasan pertama, selisih antara inflasi dan BI rate sudah terlalu lebar. Padahal selama 2015 dan beberapa bulan terakhir, inflasi tergolong rendah.

Bahkan, sambung dia, pada bulan Februari 2016, Indonesia juga mengalami deflasi, yang berarti tekanan terhadap inflasi tentunya menjadi lebih longgar.

Alasan kedua, nilai tukar rupiah juga tergolong stabil, malah cenderung menguat belakangan ini. Dia bilang, hal itu menunjukkan bahwa kekhawatiran BI akan capital outflow (modal keluar) berlebihan.

"Tren negara-negara di dunia, kecuali AS memang sedang memotong suku bunganya. Bahkan banyak negara seperti Jepang, Denmark, Swedia, menerapkan kebijakan suku bunga negatif kurang dari nol persen, dalam rangka memberikan stimulus pada perekonomian mereka yang sedang mandek," lanjut Dzulfian.

Dzulfian menambahkan, pemotongan suku bunga seperti yang BI lakukan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional yang sedang lesu. Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pengusaha untuk berani ekspansi dan investasi.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan penurunan BI rate seharusnya diikuti dengan penurunan suku bunga bank. Untuk itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan harus berkoordinasi.

Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin pada posisi 6,75 persen. Sebelumnya, BI Rate berada pada posisi 7 persen.

Adapun suku bunga deposit facility berada pada posisi 4,75 persen, dan lending facility sebesar 7,25 persen. Angka-angka baru ini akan berlaku efektif pada hari ini, Jumat (18/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com