Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HIPMI Minta Dana-dana Dalam Negeri Juga Diberi Karpet Merah

Kompas.com - 19/04/2016, 17:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tax Center Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Ajib Hamdani meminta pemerintah memandang aspek keadilan dalam merumuskan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).

Ajib mengusulkan dana-dana yang mendapatkan pengampunan pajak bukan hanya yang berasal dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri.

Ajib mempertanyakan, mengapa hanya uang dari luar negeri saja yang diberikan karpet merah dengan tarif istimewa yang diakomodasi dalam Rancangan Undang-undang Tax Amnesty.

Sementara pengusaha muda Indonesia yang berbinis di Indonesia selama lima tahun terakhir tidak mendapatkan fasilitas serupa.

"Usulan kami, setiap imbauan, setiap pemeriksaan, atau penagihan yang sedang berlangsung, maka dihitung ulang sesuai kebijakan dan tarif yang sama dengan yang ada di Tax Amensty," kata Ajib dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Ajib mencontohkan di mana letak ketidakadilan apabila rancangan yang telah menjadi draft saat ini disahkan. Dia memisalkan, menjalankan bisnis selama lima tahun terakhir dengan modal awal Rp 1 miliar.

"Kami pengusaha muda dapat proyek, dapat duit biasanya lupa masalah pajak. Bisa karena enggak tahu, bisa pura-pura tidak tahu. Tapi intinya biasanya secara jujur kami bilang, pajak belum menjadi prioritas," kata Ajib.

Dari usaha yang dijalankan itu, perusahaannya bisa menyerap sejumlah karyawan, menggaji mereka, dan dengan gaji itu mereka bisa berbelanja di mana membayar PPN. Selain itu pula gaji karyawan mereka juga telat dipotong PPh pasal 21.

Akan tetapi setelah pemeriksaan dilakukan, ternyata pajak yang tertunggak bisa mencapai Rp 1,5 miliar, diantaranya dari PPh badan maksimal tarif 25 persen, dan PPh pribadi maksimal tarif 30 persen. Di sisi lain, Ajib mengatakan, temannya memiliki dana Rp 1 miliar dan disimpan di luar negeri.

Setelah lima tahun dana itu beranak pinak menjadi Rp 2 miliar. Dengan adanya fasilitas tax amnesty ini, temannya itu bebas pidana pajak, dan hanya dikenai tarif 2 persen saja.

"Saya tidak tahu letak keadilannya di mana? Mereka yang di luar negeri dapat karpet merah, tidak diusut pidana pajaknya, tarifnya dua persen. Tapi saya hanya karena mau berbisnis di Indonesia, uangnya bermanfaat buat bangsa, dan kena pemeriksaan pajak, saya harus bayar Rp 1,5 miliar. Tekor saya," kata Ajib.

Kompas TV DPR Minta Jokowi Revisi RUU Perpajakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com