Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Arab Saudi Punya Waktu hingga Tiga Tahun Sebelum Akhirnya "Menabrak Dinding"

Kompas.com - 11/05/2016, 10:00 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Dua tahun lalu, Zach Schreiber dengan tepat meramal kejatuhan epik harga minyak dunia. Saat ini, dia mengingatkan lagi akan kemungkinan terjadinya krisis finansial di Arab Saudi.

Prediksinya yang dibuat pada 2014 lalu berhasil mendatangkan keuntungan senilai 1 miliar dollar AS bagi perusahaannya. Saat Schreiber berbicara, semua orang duduk dan mendengarkan.

"Jika Anda masih berada di posisi long, saya ikut merasa kasihan," kata CEO hedge fund PointState Capital itu saat dia membuat taruhan dua tahun lalu dan posisi harga minyak masih di atas 100 dollar AS per barrel.

Ternyata, ramalannya menjadi kenyataan. Harga minyak bahkan sempat jatuh ke level 26 dollar AS per barrel pada Februari lalu. Kondisi itu membuat sakit kepala Pemerintah Arab Saudi dan negara lain yang sangat bergantung dengan minyak. Pasalnya, anggaran belanja mereka sudah dipastikan akan terpangkas.

Arab Saudi, misalnya, sudah menggunting anggaran belanja dan tengah berupaya keras untuk mendongkrak pendapatan. Pekan lalu, Arab Saudi juga memecat menteri perminyakan mereka yang sudah menjabat selama 21 tahun.

Schreiber percaya bahwa kondisi ekonomi Arab Saudi akan semakin memburuk.

"Saudi memiliki dua atau tiga tahun untuk lepas landas sebelum akhirnya menabrak dinding," jelas Schreiber saat 21st Annual Sohn Investment Conference pada pekan lalu.

Pernyataannya pada konferensi tersebut mengingatkan pada peringatan Schreiber tentang harga minyak tahun 2014 lalu.

Schreiber meramal, Arab Saudi menghadapi dua ancaman besar terhadap perekonomian mereka, yakni komitmen besarnya anggaran belanja dan murahnya harga minyak.

"Tak heran saat ini Arab Saudi merilis banyak sekali obligasi," jelasnya.

Pangkas subsidi

Setelah bertahun-tahun mendapatkan uang dengan sangat mudah dari minyak, belakangan ini, mesin uang Arab Saudi tersendat. Negara kerajaan tersebut dikabarkan berencana menarik pinjaman senilai 10 miliar dollar AS dari sejumlah bank. Bahkan, mereka mempertimbangkan untuk merilis obligasi internasional pertama mereka.

Masalahnya adalah Arab Saudi membutuhkan harga minyak kembali ke posisi 100 dollar AS per barrel sehingga bisa menyeimbangkan anggaran belanja mereka.

Pengeluaran Arab Saudi banyak terpakai pada pemberian tunjangan warga mereka yang populasinya hampir mencapai 30 juta orang. Saat ini, tunjangan subsidi tersebut terpaksa dihentikan. Salah satunya dengan menaikkan harga bensin sebesar 50 persen.

Arab Saudi juga memiliki anggaran militer yang besar mengingat kondisi geopolitik Timur Tengah yang sangat rentan. Meski begitu, anggaran militer mereka tetap dipangkas sebesar 3,6 persen tahun ini akibat anjloknya harga minyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com