Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Juga Miliki Risiko Pelambatan Ekonomi, Apa Saja?

Kompas.com - 01/08/2016, 15:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com — Tidak hanya Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya yang dihantui risiko pelambatan ekonomi.

Negara maju, seperti Amerika Serikat, pun memiliki beberapa risiko yang mengancam pertumbuhan ekonominya.

Menurut Presiden Federal Reserve Bank of New York William C Dudley, apa pun prediksi tentang pertumbuhan ekonomi AS bersifat tak tentu.

Selain itu, pada akhirnya, realisasi pertumbuhan ekonomi AS bisa lebih tinggi atau rendah.

"Meskipun belanja rumah tangga menguat pada kuartal II, laju pertumbuhan yang lebih kuat tampaknya sulit maju ke depan. Ini disebabkan fundamental yang mendukung konsumsi telah melunak," ujar Dudley pada acara BI-Federal Reserve Bank of New York Joint International Seminar di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali, Senin (1/8/2016).

Pertumbuhan pendapatan riil pun termoderasi pada kuartal II sejalan dengan melambatnya pasar tenaga kerja dan besaran inflasi meningkat yang disebabkan meningkatnya harga energi.

Bahkan, tambahan 287.000 lapangan kerja yang mengejutkan pada bulan Juni 2016 tetap membuat perbaikan pada pasar tenaga kerja tampaknya melambat.

Selain itu, meski dirinya mengharapkan investasi bisnis mulai kembali menggeliat pada paruh kedua tahun 2016, Dudley memprediksi geliat tersebut tidak terlalu kuat karena laba cenderung stagnan.

Selain itu, pada tahun pemilu AS seperti saat ini, ketidakpastian cenderung meningkat.

"Investasi cenderung melemah ketika ketidakpastian meningkat sehingga dunia usaha menunda mengambil keputusan sampai ketidakpastian terjawab," ujar Dudley.

Hal lain yang disoroti Dudley adalah perdagangan yang mampu memengaruhi pertumbuhan.

Ia menyatakan, ada dua faktor yang berpengaruh, yakni pertumbuhan agregat permintaan di luar negeri dan berlanjutnya dampak apresiasi dollar AS terhadap daya saing ekspor AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com