Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Fasilitas UU Amnesti Pajak yang Tidak Ada pada UU Pajak Lainnya

Kompas.com - 22/08/2016, 20:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal Pajak menyarankan para wajib pajak untuk memanfaatkan berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.

Sebab, produk hukum tersebut memiliki fasilitas yang tidak akan pernah didapatkan di UU pajak lainnya (KUP, PPh, dan PPn).

"Salah satu fasilitas yang ada di tax amnesty yang tidak ada di Undang-Undang PPh, PPn, atau KUP adalah dihentikannya pemeriksaan (pidana pajak sebelum P21)," ujar Kasi Waskon KPP Wajib Pajak Besar Dua (LTO 2) Direktorat Jenderal Pajak Teguh Hadi Wardoyo di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (22/8/2016).

Selain itu, tutur Teguh, Ditjen Pajak juga akan menghentikan tunggakan-tunggakan pajak tahun 2015 dan sebelumnya bagi wajib pajak yang mengikuti program amnesti pajak.

Dalam sejumlah acara sosialiasi amnesti pajak, para wajib pajak kerap bertanya mengenai keuntungan mengikuti amnesti pajak. Teguh bisa memahami hal itu. Sebab, para wajib pajak juga memiliki opsi lain selain ikut program amnesti pajak.

Misalnya, wajib pajak ingin memasukkan aset senilai Rp 1 miliar yang tidak pernah dilaporkan ke surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak. Wajib pajak memiliki dua opsi, membenarkan SPT dengan dasar hukum UU KUP atau ikut program amnesti pajak.

Namun, Teguh menyarankan agar wajib pajak tersebut mendeklarasikan hartanya melalui program amnesti pajak.

Sebab, harta kekayaan yang selama ini disembunyikan tidak akan diganggu gugat oleh pemerintah.

"Kalau yang dipilih UU KUP, masih terbuka kewenangan Ditjen Pajak untuk menyelidiki dan melakukan pemeriksaan. Ada konsekuensi lanjutan dan akan ditanya kewajarannya," kata dia.

"Kalau pakai UU Tax Amnesty, kewajiban pajak sebelumya dianggap clear. Mau itu laporan SPT sebelumnya tidak benar, tetap dianggap benar. Negara melepaskan hak penyelidikan dan sebagainya," lanjut Teguh.

Oleh karena itulah, Dirjen Pajak mengajak semua wajib pajak untuk memanfaatkan program amnesti pajak sesegera mungkin. Sebab, amnesti pajak merupakan program langka dan hanya berlaku hingga 31 Maret 2017 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com