Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gresik Punya Banyak Produk Kreatif, tetapi Kesulitan Menjualnya

Kompas.com - 29/08/2016, 08:00 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Banyak hasil kerajinan dan kreasi yang sudah dihasilkan oleh warga Gresik, di Jawa Timur. Namun dari sekian banyak hasil kreasi tersebut, baru beberapa saja yang sudah menemukan pangsa pasarnya.

Pengamatan dari Yayasan Mata Seger yang bergerak di bidang kebudayaan dan sosial kemasyarakatan, masih banyak hasil kreatif warga Gresik yang masih belum tereksplorasi dengan baik. Sehingga, hasil kerajinan belum bisa dipasarkan secara maksimal.

“Padahal, banyak hasil kreasi warga Gresik yang tak kalah bagus dan bermutu, dibanding karya warga lain di Indonesia yang sudah banyak kita jumpai. Hanya memang, hasil karya warga Gresik ini masih belum tersentuh secara baik dalam hal pemasaran,” ungkap Ketua Umum Yayasan Mata Seger, Krisaji AW, Sabtu (27/8/2016).

Pria yang juga seorang budayawan asli Gresik ini menilai, kesulitan para perajin dalam memperkenalkan hasil kreasinya lantaran belum melek akan dunia informasi teknologi dan minimnya dukungan dari stakeholder setempat.

“Dalam yayasan kami sendiri ada sekitar 30 binaan perajin kreatif, yang sebelumnya mengaku merasa kesulitan dalam memasarkan hasil karyanya. Kami ajak mereka gabung di sini untuk belajar akan pemasaran hasil karyanya lewat sosial media,” jelasnya.

Beberapa hasil kerajinan yang saat ini sudah tergabung dalam Yayasan Mata Seger di antaranya, hasil kreasi peralatan rumah tangga dengan pernak-pernik lucu, hiasan baju perempuan dan anak-anak yang dikemas secara menarik, berbagai kesenian seni rupa dan lukisan, serta beberapa hasil kerajinan lainnya.

“Kami juga sedang mengusahakan kepada pemerintahan setempat, supaya Gresik memiliki kawasan pariwisata seperti Malioboro yang ada di Jogjakarta. Sebab dengan begitu, usaha kreatif ini akan dapat dipasarkan secara maksimal,” beber Krisaji.

Untuk mewujudkan hal itu, Yayasan Mata Seger coba membidik sepanjang Jalan Basuki Rahmad dan HOS Cokroaminoto, yang saat ini menjadi perlintasan kendaraan penumpang umum menuju Makam Malik Ibrahim. Malik Ibrahim sendiri adalah salah satu wali songo yang makamnya kerap dikunjungi orang untuk berziarah.

Konsepnya, tidak sekadar kawasan berjualan saja seperti yang ada di Malioboro, namun juga akan digabung dengan konsep heritage untuk kembali mengenang Gresik Kota Lama.

"Barang yang dijual pun nantinya tidak sekadarnya seperti di kebanyakan tempat, namun barang-barang kreatif dan yang menonjolkan ciri khas Gresik,” papar Krisaji.

Konsep kawasan pariwisata yang dipadu dengan ekonomi kreatif tersebut rupanya menarik perhatian dari PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Cabang Gresik, yang telah memberikan dukungan kepada Yayasan Mata Seger.

“Konsep ini bagus dan masuk dalam bagian CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan, dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Kalau konsep terealisasi, akan mengangkat nama Gresik,” kata bagian Humas dan CSR PT PJB Cabang Gresik, Mohammad Saleh.

Konsep tersebut sampai saat ini belum dapat terealisasi lantaran masih belum mendapat ‘lampu hijau’ dari pihak pemerintah setempat. Padahal, draf konsep sudah beberapa kali diajukan.

Kompas TV 30% Warga Gresik Kena ISPA?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com