Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi The Fed Akan Naikkan Suku Bunga Satu Kali Tahun Ini

Kompas.com - 22/09/2016, 17:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Bank sentral AS, Federal Reserve, dalam pertemuan Federal Open Meeting Committee (FOMC) mengumumkan tidak mengubah suku bunga acuan Fed Fund Rate.

Dengan demikian, suku bunga acuan FFR tetap berada pada kisaran 0,25 dan 0,5 persen. Bank Indonesia (BI) pun menyoroti kebijakan yang diambil bank sentral AS tersebut.

Bank Indonesia memprediksi, The Fed akan menaikkan suku bunga acuan FFR hanya sebanyak satu kali pada tahun 2016.

“Lemahnya pemulihan ekonomi dan masih tingginya ketidakpastian yang membayangi ekonomi AS mengakibatkan dipertahankannya suku bunga kebijakan AS atau Fed Fund Rate dan diperkirakan hanya akan mengalami kenaikan satu kali pada tahun 2016,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Agus menjelaskan, secara umum ekonomi global berpotensi tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya disertai dengan penurunan volume perdagangan dunia yang cukup signifikan.

Di AS, pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2016 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula sejalan dengan masih lemahnya investasi.

Sementara itu, masih lemahnya aktivitas investasi dan konsumsi di Eropa, semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi Eropa.

Potensi pelemahan ekonomi juga dialami China, sejalan dengan melambatnya investasi, pengeluaran pemerintah, dan masih lemahnya konsumsi.

“Di pasar komoditas, harga minyak dunia menurun, sejalan dengan terus meningkatnya produksi minyak OPEC. Sementara itu, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia sedikit membaik, terutama CPO,” ungkap Agus.

Sebelumnya, The Fed memutuskan tidak menyesuaikan suku bunga Fed Fund Rate. The Fed menyatakan, meski serapan tenaga kerja solid, namun kinerja inflasi AS belum sesuai dengan target The Fed, yakni 2 persen.

Meskipun demikian, The Fed tidak menampik kecenderungan peningkatan suku bunga acuan kian menguat. Akan tetapi, The Fed masih menunggu progres perekonomian AS lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com