Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal III 2016, Laba Bersih BCA Tumbuh 13,2 Persen

Kompas.com - 26/10/2016, 18:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan laba bersih kuartal III 2016 sebesar Rp 15,1 triliun, atau tumbuh 13,2 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 13,4 triliun.

Sedangkan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dan pendapatan operasional lainnya mencapai Rp 39,7 triliun, atau tumbuh 15,2 persen dibandingkan periode sama tahun yang sebesar Rp 34,4 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan laba besih tersebut didukung oleh dana pihak ketiga dan keseluruhan aset produktif, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.

"Dana pihak ketiga meningkat 6,7 persen year on year (YoY) menjadi Rp 493,1 triliun," kata Jahja dalam paparan kinerja kuartal III BCA, di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Pertumbuhan dana pihak ketiga tersebut ditopang oleh pertumbuhan rekening giro dan tabungan (CASA) yang berkontribusi sebesar 78,2 persen terhadap total. Dana CASA tumbuh 8,9 persen YoY menjadi Rp 385,4 triliun.

Dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 10 persen YoY menjadi Rp 126,2 triliun, sedangkan dana tabungan meningkat 8,4 persen YoYmenjadi Rp 259,2 triliun.

Sementara itu, dana deposito tetap stabil di Rp 107,7 triliun. Jahja menyampaikan, outstanding portofolio kredit mencapai Rp 386,1 triliun pada kuartal III 2016 ini, atau naik 5,8 persen YoY.

Kredit konsumer tercatat sebesar Rp 106,4 triliun atau naik 8,1 persen YoY.

Di dalam portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh sebesar 7,3 persen YoY menjadi Rp 62,2 triliun, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) meningkat 9,5 persen menjadi Rp 34,6 triliun dan karti kredit naik 8,6 persen YoY menjadi Rp 9,7 triliun.

"Kredit korporasi mencapai Rp 133,3 triliun, atau naik 5,7 persen YoY, sementara kredit komersial dan UKM tercatat sebesar Rp 146,5 triliun, atau meningkat 4,4 persen YoY," kata Jahja.

Jahja menambahkan, rasio kredit bermasalah (NPL) sayangnya meningkat menjadi 1,5 persen, sementara pada akhir September 2015 hanya di level 0,7 persen. Namun, apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, NPL stabil.

BCA telah membentuk biaya cadangan sebesar Rp 3,1 triliun untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, sehingga rasio cadangan terhadap total NPL mencapai 201 persen.

Kompas TV BCA Genjot Penyaluran KPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com