Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKM di Bali Mulai Garap Potensi Wisata Lingkungan

Kompas.com - 01/11/2016, 07:25 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bali sudah menjadi magnet pariwisata Indonesia bertaraf internasional, setiap harinya wisatawan baik domestik dan mancanegara hilir mudik di pulau yang fenomenal tersebut.

Selain menawarkan wisata alam, Bali juga menyuguhkan berbagai ragam wisata lainnya, seperti wisata religi, kuliner, belanja, budaya hingga yang tengah bekembang eco tourism atau wisata lingkungan.

Belakangan ini wisata lingkungan menjadi tren di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Bali. Bukan hanya menjajakan produk yang dihasilkan, tetapi juga mengajak konsumen untuk tahu dan telibat secara langsung dalam pembuatan produk tersebut.

Cara ini tergolong unik karena mampu menarik wisatawan dan mendatangkan pundi-pundi rupiah dari objek wisata lingkungan yang digarap.

Salah satunya adalah produsen makanan olahan coklat asal "Pod Chocolate" tengah membidik wisatawan lokal dan mancanegara dengan menawarkan konsep wisata lingkungan.

Pemilik Pod Chocolate Bali Ida Bagus Nama Rupa (Gusde) menjelaskan, dengan menawarkan konsep eco tourism pihaknya sudah memiliki pabrik yang terintegrasi dengan outlet dan wisata yaitu Pod Origine yang berlokasi di Bali Elephant Camp, Kacamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali.

"Disana ada cokelat tour, jadi kami mengajak orang berkunjung ketempat kami untuk melihat proses pembuatan coklat, belajar singkat membuat cokelat, dan mereka bisa membuat cokelat sendiri dan bisa dibawa pulang," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (1/11/2016).

Dia menjelaskan, perharinya tempat wisata miliknya hanya mampu menampung 30 sampai 60 orang per hari, dengan itu pihaknya tengah mepersiapkan lokasi wisata yang baru dengan kapasitas lebih besar.

"Nanti dengan pindahnya kami ke pabrik baru, kami berharap mampu meng-handle lebih dari 100 orang,” ujar IB Nana Rupa (Gusde), pemilik sekaligus pengelola Pod Chocolate.

Didirikan pada 2010 hanya dengan empat tenaga kerja, kini Pod Chocolate memiliki 140 pekerja, dan mampu mengolah 10 ton cokelat per bulan. Seluruh bahan baku dari hasil perkebunan lokal di Indonesia. 

Gusde menambahkan, saat ini potensi eco tourism di Bali sangat tinggi, karena di Bali banyak wisatwan repeater, namun dirinya tidak menyebutkan lebih lanjut mengenai jumlah modal awal hingga keutungan yang diperoleh.

”Peluangnya luar biasa. Sekitar 12 juta wisatawan masuk Bali setiap tahun. Jadi ada turis sudah datang dua sampai tiga kali, terutama yang bersama keluarga, mereka ingin menikmati sesuatu yang ada edukasinya dan ini jadi destinasi wisata baru," ungkapnya.

Menurutnya kalau soal target dari 12 juta orang yang wisatawan domestik ditambah mancanegara 7 juta sudah menjadi 22 juta turis per tahun. Dirinya berharap 10 sampai 20 persen mampir ke Pod Chocolate.

Dia menambahkan, perbedaan dan ciri khas menjadi modal untuk bersaing, dengan itu pihaknya memiliki inovasi antara lain dengan memproduksi cokelat rasa rujak, nanas, jahe, cengkeh hingga cabai di samping cokelat manis pada umumnya. 

Jumlah Wisatawan

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Agustus 2016 mencapai 438.135 kunjungan.

Dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 437.929 kunjungan, dan yang melalui pelabuhan laut sebesar 206 kunjungan.

Jumlah wisman ke Bali pada Agustus 2016 naik sebesar 44,30 persen dibandingkan dengan Agustus 2015 namun mengalami penurunan sebesar 9,52 persen dibandingkan dengan  Juli 2016.

Menurut kebangsaan, wisman yang paling banyak datang ke Bali pada bulan Agustus 2016 adalah wisman dengan kebangsaan Tiongkok 21,69 persen, Australia 21,16 persen, Jepang 6,17 persen, Perancis 5,60 persen, Inggris dengan persentase 5,08 persen.

Kompas TV 5,2 Juta Turis Asing Datang ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com