Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Cermati Faktor Global dan Domestik yang Pengaruhi Neraca Perdagangan

Kompas.com - 15/12/2016, 20:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) menyatakan terus mencermati faktor perekonomian domestik global dan domestik yang mempengaruhi kinerja neraca perdagangan Indonesia.

"Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam pernyataan resmi, Jumat (15/12/2016).

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada November 2016 sebesar 0,84 miliar dollar AS yang didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas.

Bank sentral memandang kinerja neraca perdagangan pada November 2016 tetap positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan.

Surplus neraca perdagangan November 2016 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Oktober 2016 yang sebesar 1,24 miliar dollar AS.

Surplus yang lebih rendah tersebut dipengaruhi menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan meningkatnya defisit neraca perdagangan migas.

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada November 2016 tercatat sebesar 1,5 miliar dollar AS, turun dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,7 miliar dollar AS.

Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi peningkatan impor nonmigas (9,39 persen secara bulanan/ mtm) yang melebihi peningkatan ekspor nonmigas (6,04 persen mtm).

Peningkatan impor nonmigas terutama dipengaruhi peningkatan impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, perangkat optik, perhiasan/permata, serta senjata dan amunisi.

Sementara itu, peningkatan ekspor nonmigas terutama didorong kenaikan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, perhiasan/permata, pakaian jadi bukan rajutan, serta bijih, kerak, dan abu logam.

Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas naik menjadi 0,7 miliar dollar AS pada November 2016 dari 0,5 miliar dollar AS pada Oktober 2016.

Peningkatan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi peningkatan impor migas (13,89 persen, mtm), terutama impor hasil minyak (13,62 persen, mtm) dan gas (58,27 persen, mtm), yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas (4,47 persen, mtm).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com