Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Impor Daging, Kontribusi Peternak Rakyat Semakin Kecil

Kompas.com - 28/12/2016, 08:29 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menstabilkan harga daging di Indonesia, pemerintah melakukan imoportasi daging.

Selain untuk menekan harga daging sapi di dalam negeri, kebijakan itu juga untuk memberikan pilihan protein konsumsi kepada masyarakat.

Namun, akibat membanjirnya daging impor, peternak rakyat makin terdesak.

"Daging lokal sudah kalah dengan daging India yang sudah masuk ke mana-mana dengan harga yang cukup murah," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi kepada Kompas.com, Selasa (27/12/2016).

Dia menjelaskan, saat ini peternak-peternak kecil hanya mampu mensuplai Rumah Potong Hewan (RPH) tiga sampai empat ekor sapi per harinya.

"Jadi ini kasihan sekali. Karena pasar di Jakarta, Bandung dengan adanya intervensi seperti ini jadi mempengaruhi harga dagingnya," ungkapnya.

Selain itu, Rochadi menjelaskan dengan adanya intervensi dari pemerintah saat ini ada perubahan perilaku bisnis dari peternak rakyat.

"Di tahun 2016 ini terjadi perubahan orientasi bisnis, mereka yang tadinya bisnis melakukan penggemukan sapi sepanjang hari dan mensuplai Rumah Potong Hewan, sekarang mereka mengubah orientasinya hanya untuk menjual saat Hari Raya Idul Adha," ungkapnya.

Pilihan bisnis sapi hanya untuk Idul Adha dilakukan karena pada saat momen tersebut peternak bisa menjual sapi dengan sistem per ekor, bukan bobot berat hidup.

"Dengan intervensi daging India akhirnya usahanya tahunan dan inilah yang menyebabkan melorotnya pasokan dalam negeri ini, dan ini yang berbahaya," pungkasnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, populasi sapi potong di Indonesia pada 2013 sebanyak 12,69 juta ekor dan pada 2014 sebesar 12,5 juta ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com