Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Jalan Rusak di Gresik, Ini Penjelasan PGN

Kompas.com - 05/01/2017, 18:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut salah satu penyebab rusaknya Jalan Betoyo, Gresik, Jawa Timur, akibat proses pemasangan pipa gas oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).

Vice President Corporate Communication PGN, Irwan Andri Atmanto menjelaskan, rusaknya jalan tersebut sepenuhnya bukan akibat keberadaan proyek pipa gas bumi PGN di Desa Suci-Desa Sembayar, Gresik, Jawa Timur sepanjang 11,5 km.

(Baca: Karena "Jeglongan Sewu", Gus Ipul Minta Proyek Pipa Gas PGN Dihentikan)

"Kami menghargai setiap masukan dari Wagub Jatim, Pak Saifullah Yusuf. Masukan tersebut akan menjadi dorongan PGN untuk lebih baik lagi dalam bekerja," kata Irwan dalam keterangan resminya, Kamis (5/1/2017).

Namun, perlu diketahui bahwa lokasi proyek pipa PGN khususnya di jalan pantai utara di Kabupaten Gresik Jawa Timur tersebut berada di pinggir jalan. Dengan kondisi jalan di lokasi proyek, PGN mengambil langkah pengamanan dengan memindahkan tanah galian pada proyek tersebut langsung diangkut ke luar lokasi sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.

Penyebab utama rusaknya  jalan tersebut berdasarkan pemantauan di lapangan lebih dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil dan aspal yang mudah mengelupas karena terkena air hujan.

Selain itu, kendaraan yang melewati jalan tersebut juga kendaraan besar yang sebagian kelebihan kapasitas.

"Bila dalam kunjungan ke lokasi Pak Saifullah Yusuf menemukan ada beberapa tumpukan galian, hal ini karena hal teknis, karena berdasarkan aturan kami sementara waktu harus menghentikan pengerjaan proyek terkait perayaan Natal dan Tahun Baru," ungkap Irwan.

Irwan menambahkan, PGN akan secepatnya menyelesaikan pembangunan infrastruktur pipa gas di Gresik tersebut yang ditargetkan selesai dalam kuartal pertama tahun ini.

Pipa gas di Gresik ini adalah bagian dari ruas pipa gas Gresik - Lamongan - Tuban  sepanjang 141 km yang akan dibangun PGN. Pembangunan pipa gas bumi ini akan meningkatkan pemanfataan energi baik gas bumi bagi masyarakat baik itu di sektor rumah tangga, UKM, usaha komersial (hotel, mal, rumah sakit, rumah makan), industri, pembangkit listrik dan transportasi.

"Setiap pembangunan proyek infrastruktur di mana pun, pasti akan memberikan dampak kurang nyaman bagi masyarakat sekitar proyek. Namun, kami dapat memastikan keberadaan pipa gas ini akan memberikan banyak manfaat, khususnya warga di Jawa Timur yang insya Allah dapat mendorong perekonomian di daerah," jelas Irwan.

Dalam pembangunan jaringan gas bumi ini Irwan menambahkan, bahwa PGN butuh dukungan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta masyarakat.

Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah antara lain berupa kemudahan perijinan pembangunan pipa gas. "Adapun dukungan dari masyarakat  juga kami harapkan karena selama proses pembangunan pipa gas terkadang menimbulkan rasa kurang nyaman bagi masyarakat pengguna jalan ketika pipa ditanam di pinggir jalan" tutup Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com