Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peruri Sebut Banyak Tawaran Cetak Uang dari Negara Lain

Kompas.com - 18/01/2017, 16:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Pencetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berhak mencetak uang rupiah dan dokumen negara dengan tingkat keamanan tinggi lainnya.

Perum Peruri juga menerima pesanan pencetakan uang dan dokumen negara dari berbagai negara lainnya.

Direktur Utama Perum Peruri Prasetio menjelaskan, beberapa negara telah mencetak uang dan dokumen negara seperti paspor di Perum Peruri.

Ia menyebut, Nepal, Srilanka, dan Filipina adalah negara-negara yang sudah mencetak uang maupun paspor di Perum Peruri.

Prasetio menuturkan, untuk memperluas lini bisnisnya, perseroan harus memperluas pasar hingga ke regional dan ke luar regional. Saat ini, permintaan untuk pencetakan uang dari negara-negara lainnya pun sudah diajukan kepada Perum Peruri.

Beberapa negara tersebut antara lain Papua Nugini, Ghana, dan beberapa negara di kawasan Asia Tengah. Tak hanya itu, permintaan juga sudah ada dari Amerika Selatan dan Amerika Latin.

Hadirnya berbagai permintaan tersebut merupakan hasil dari berbagai konferensi internasional terkait penerbitan dan pencetakan uang yang dihadiri perseroan. Dari situ, dunia internasional melihat kompetensi Perum Peruri.

Meskipun sudah banyak permintaan, namun Perum Peruri tidak serta merta menerima permintaan produksi uang tersebut. Menurut Prasetio, pihaknya masih belum berani menerima banyak pesanan dari berbagai negara lantaran kapasitas produksi.

"Di depan mata, market terbuka luas. Akan tetapi kami tidak confirm (pesanan) yang akhirnya tidak bisa kami kerjakan. Potensinya sebenarnya banyak," ungkap Prasetio di kawasan produksi Perum Peruri di Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/1/2017).

Prasetio menuturkan, untuk menerima banyak pesanan tersebut dibutuhkan alat-alat produksi yang mampu memenuhi kebutuhan nasional maupun internasional. Oleh karena itu, Perum Peruri masih mempertimbangkan berbagai pesanan.

Bukan tanpa alasan, Perum Peruri ingin melakukan kajian dan persiapan lebih dalam. Tujuannya adalah jangan sampai kapasitas produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com