Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Persaingan Ketat, Industri Kertas Wajib Berinovasi

Kompas.com - 10/02/2017, 20:42 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida, mengatakan saat ini industri kertas dan pulp (bubur kertas) tengah menghadapi persaingan yang cukup ketat.

Selain itu perkembangan industri digital dan perubahan perilaku konsumen juga menjadi tantangan bagi industri pulp dan kertas ke depan.

“Untuk meningkatkan daya saing dan profit dalam industri pulp dan kertas, ada 3 hal yang harus diperhatikan seperti sustainability, inovasi, serta efisiensi sumber daya,” tutur Liana melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Jumat (9/2/2017).

Liana menambahkan, tiga unsur tersebut dapat mempengaruhi output biaya produksi, environmental footprint, serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan.

Liana juga menyoroti berbagai hambatan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas global, seperti maraknya praktik proteksionisme perdagangan, adanya kecenderungan meningkatnya penerapan instrumen berupa tariff, trade remedies dan non-tariff barriers (hambatan teknis perdagangan), regulasi kebijakan dan sentimen negatif.

Managing Director Sinar Mas Gandi Sulistiyanto, mengatakan penanganan teknis hambatan perdagangan dapat dilakukan melalui sinergi yang solid antara stakeholder, dalam hal ini pemerintah sebagai regulator dan pelaku usaha sebagai operatornya.

Menurut Gandi, pihaknya merasakan dampak dari kampanye negatif khususnya pada kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2015. Serangan itu tidak hanya untuk produk kelapa sawit, tetapi juga pulp dan kertas.

“Perlu bantuan dari berbagai asosiasi untuk para duta besar kita sehingga kesalahpahaman bisa dijelaskan,” ungkap dia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan, produk industri kehutanan nasional yang bahan bakunya dipasok dari konsesi hutan tanaman industri (HTI) menyumbangkan devisa hingga 10,7 miliar dollar AS di 2016.

Data Kemenperin tahun 2015 menunjukkan, kontribusi ekspor pulp senilai 1,7 miliar dollar AS, sementara ekspor kertas 3,5 miliar dollar AS.

Adapun kebutuhan kertas dunia mencapai 394 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020. Secara estimasi, kebutuhan kertas dunia akan tumbuh sebesar 2,1 persen per tahun, di negara berkembang akan tumbuh sebesar 4,1 persen per tahun dan negara maju 0,5 persen per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Whats New
BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com