Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komitmen Chevron untuk Perkembangan Industri Migas Indonesia

Kompas.com - 06/03/2017, 21:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan energi Chevron Pacific Indonesia (CPI) menegaskan komitmennya mengembangkan teknologi terkini dan terdepan dalam pengembangan industri minyak dan gas di Indonesia.

Chevron mengunggulkan penerapan teknologi lanjutan Enhanced Oil Recovery (EOR). Teknologi EOR digunakan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan migas tua yang produksinya terus menurun.

Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron IndoAsia Business Unit, induk usaha PT CPI, Yanto Sianipar mengatakan, Chevron adalah pionir dalam penerapan EOR surfaktan terbesar dunia.

Yakni, di lapangan Minas dan Duri di Riau. "EOR dilakukan dengan melakukan injeksi surfaktan ke sumur-sumur minyak," kata dia.

Menurut Yanto, proses teknologi EOR sangat rumit dan biasanya diterapkan ketika lapangan telah memasuki tahap akhir perolehan minyak primer dan sekunder.

Teknologi ini dapat dijelaskan sebagai metode untuk mengekstrak hidrokarbon dari reservoar yang mengandung sejumlah besar sisa minyak yang tidak bisa lagi diproduksi dengan cara primer dan sekunder.

Namun tiap lapangan memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. "Ini menyebabkan perbedaan teknologi EOR yang diterapkan sehingga memberi tantangan tersendiri dan kesempatan bagi para profesional Chevron mempelajari dan menerapkan teknologi yang beragam," katanya.

Pada penerapan teknologi EOR, ada beberapa jenis injeksi atau metode yang dapat digunakan, yaitu injeksi air untuk Lapangan Minas dan injeksi uap untuk Lapangan Duri. Minyak di Lapangan Duri merupakan minyak mentah berat dengan tingkat kekentalan yang tinggi.

"Chevron selalu memastikan bahwa rencana penerapan teknologi EOR dijalankan secara teliti mengingat skala lapangan yang sangat besar," katanya.

Proyek IDD

Penggunaan teknologi terkini dan terdepan juga dilakukan oleh Chevron Indonesia Company Ltd, anak usaha Chevron IndoAsia Bussiness Unit, dalam pengembangan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) Chevron.

Contohnya, proyek Lapangan Bangka di Kalimantan Timur. Ini merupakan representasi penerapan teknologi terkini Chevron pada tahap pertama proyek IDD demi mendukung pemerintah dalam mencapai target lifting migas nasional. Lapangan Bangka mulai memproduksi gas alam pertamanya akhir Agustus 2016.

"Gas pertama Proyek Bangka ini merupakan pencapaian penting untuk terus mendukung pemerintah menghasilkan energi secara selamat, efisien, dan andal bagi Indonesia," kata Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor.

Menurut Taylor, proyek ini menunjukkan komitmen Chevron membawa kemampuan global dan teknologi terkini bagi Indonesia serta menerapkan praktik terbaik dan keahlian dari proyek-proyek pengembangan laut dalam perusahaan di seluruh dunia.

Proyek Bangka memiliki kapasitas terpasang gas sebesar 110 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 4.000 barel kondensat per hari. Chevron memegang 62 persen saham kepemilikan di Proyek Bangka dengan mitra lainnya, yaitu Eni 20 persen dan sisanya Tip Top sebesar 18 persen.

Melalui berbagai inovasi dan keterampilan karyawannya, Chevron mampu mempertahankan posisi sebagai produsen minyak mentah terbesar nasional.

Dukungan Pemerintah

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar mengakui bahwa penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan produksi migas diperlukan karena karakteristik lapangan migas yang ada di Indonesia sudah berubah.

Menurut dia, era lapangan migas yang memiliki cadangan besar itu sudah tidak ada. Temuan juga tidak ada yang besar. Jika terus mengandalkan teknologi lama maka produksi yang sudah menurun, akan makin menurun, katanya.

Kompas TV Minyak Anjlok, Sejumlah Perusahaan Rugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com