Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara AS, G20 Tak Capai Kesepakatan Perdagangan Bebas

Kompas.com - 20/03/2017, 05:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BADEN BADEN, KOMPAS.com – Para menteri keuangan dari 20 negara ekonomi terbesar dunia atau G20 tidak mencapai kesepakatan untuk memperbarui perjanjian perdagangan bebas.

Hal ini terjadi pada pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Baden Baden, Jerman.

Mengutip Deutsche Welle, Senin (20/3/2017), Menteri Keuangan Amerika Serikat menolak meneken komitmen perdagangan bebas. Ini menandai pecahnya tradisi lama dan akibatnya adalah secara efektif mencegah perjanjian lainnya untuk disepakati.

Tidak hanya itu, langkah yang akan diambil G20 untuk menangkal perubahan iklim juga tidak disepakati lantaran ada intervensi AS.

Karena ada penolakan dari delegasi AS yang dipimpin Menteri Keuangan Steve Mnuchin, maka komunikasi para menteri keuangan G20 terkait komitmen sebelumnya seperti mendorong perdagangan terbuka dan penolakan terhadap proteksionisme jadi terganggu.

Sebaliknya, para menteri keuangan malah menerbitkan pernyataan yang bisa dikatakan “lembek,” seperti bahwa negara-negara G20 akan bekerja untuk memperkuat kontribusi perdagangan terhadap perekonomian mereka.

Komitmen kepada sistem perdagangan multilateral, termasuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), juga tidak dibicarakan.

Sebagai informasi, pada tahun 2016 lalu, negara-negara G20 menyatakan melawan segala bentuk proteksionisme. Pada pertemuan G20 tahun ini dipandang sebagai perselisihan terbesar antara pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap komunitas internasional.

Kabarnya, delegasi AS menuntut penggantian penggunaan kata “segala bentuk” proteksionisme dengan kata-kata baru yang merefleksikan kepentingan AS dan bereferensi pada perdagangan yang “adil.”

Akan tetapi, tidak ada kesepakatan terkait hal itu. Misi Trump untuk mengedepankan kepentingan AS, yang dikenal dengan slogan “America First” sudah terlihat sejak masa awal pemerintahannya.

Ia mengeluarkan AS dari keanggotaan Kemitraan Trans Pasifik (TPP) dan mengajukan kebijakan pajak baru untuk barang-barang impor ke AS. Trump pun sebelumnya menuding raksasa ekspor dunia, yakni China dan Jerman soal surplus perdagangan mereka.

China pun berang dengan tuduhan Trump tersebut. Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia diwakili oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo. Turut hadir pula Deputi Gubernur BI Perry Warijyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com