Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan HET Gula di Ritel Modern Tak Berdampak Pada Pasar Tradisional

Kompas.com - 11/04/2017, 23:42 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyatakan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas gula pasir pada pasar ritel modern ternyata tidak berdampak pada pergerakan harga gula di pasar tradisional.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, saat ini harga gula pasir di pasar tradisional malah terus meningkat.

"Gula pasir naik menjadi Rp 14.200 sampai 14.300 per kilogram, naik dibandingkan hari Sabtu pekan lalu yang sekitar Rp 13.500 per kilogram," ujar Mansuri kepada Kompas.com, Selasa (11/4/2017).

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menetapkan harga eceran tertinggi untuk gula pasir, minyak goreng, dan daging yang dijual di pasar ritel modern.

Rinciannya, HET gula pasir sebesar Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng dalam kemasan sederhana Rp 11.000 per liter, dan daging beku Rp 80.000 per kilogram.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap harga komoditas strategis di pasar tradisional bisa terkendali.

"HET diterapkan di ritel modern, dan ternyata enggak ada dampak ke pasar tradisional. Kenapa pemerintah tidak berani menerapkan HET di pasar tradisional? karena pemerintah tidak melakukan apapun untuk memperbaiki distribusinya," ujar Mansuri.

Mansuri menuturkan, menurunkan harga gula pasir di pasar tradisional sebenarnya bisa dilakukan dengan memperbaiki sistem distribusi gula dari produsen ke pasar.

"Dari pabrik, didorong distribusinya untuk masuk ke pasar tradisional, saya punya keyakinan itu bisa ditekan (harganya) jika distribusinya diperbaiki," tutur Mansuri.

Selain itu, menurut Mansuri, dalam mekanisme pasar tradisional, harga di tingkat ritel modern tidak pernah menjadi acuan harga di pasar tradisional. Sebab, segmentasi pasar keduanya berbeda.

Menurutnya, dengan penerapan HET di ritel modern seolah-olah menyarankan masyarakat untuk tidak belanja di pasar rakyat karena lebih mahal harganya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com