Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemerintah Menerangi Kawasan yang Gelap Gulita

Kompas.com - 25/04/2017, 21:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini lembaga pemerintah Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration atau NASA merilis foto satelit malam hari yang menunjukkan daerah bermandikan cahaya di Indonesia, yang temaram, dan yang gelap gulita.

(baca: Citra Satelit Malam Hari NASA, Gelap Gulita Membekap Indonesia)

Dari foto satelit malam hari itu nampak Jawa adalah pulau yang paling gemerlap. Sementara itu Papua dan Papua Barat adalah daerah di timur Indonesia yang gelap gulita.

Hanya sedikit cahaya dari tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia yang tertangkap satelit. Selain Papua dan Papua Barat, Kepulauan Maluku juga terekam gelap gulita.

Pemerintah Jokowi-JK sejak awal pemerintahan telah mencanangkan program kelistrikan 35.000 megawatt (MW). Sampai sejauh mana program ini berjalan di Papua dan Maluku?

Direktur Regional Maluku dan Papua PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Haryanto WS mengakui memang jika dibandingkan daerah-daerah lainnya, rasio elektrifikasi Papua sangat rendah, hanya 45 persen.

"Di Papua Barat kondisinya lebih baik, dimana rasio elektrifikasinya mencapai 75 persen," kata Haryanto di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Terkait perkembangan program kelistrikan 35.000 MW, Haryanto menuturkan saat ini ada tiga pembangkit listrik yang sedang berjalan (on going project) di Papua, yaitu PLTU 2 Papua/Holtekamp 10 MW, PLTMG MPP Jayapura 50 MW, dan PLTMG Nabire 20 MW.

"Ketiganya ditargetkan beroperasi komersial (COD) tahun 2017 ini," kata Haryanto.

Di samping proyek pembangkit listrik, gardu induk (GI) yang tengah on going project adalah GI 150 kV Holtekamp 60 MVA dan GI 150 kV dan 70 kV Jayapura (extension) 180 MVA.

Haryanto juga mengungkapkan, beberapa pembangkit listrik yang ditargetkan mulai konstruksi di 2017 di Papua dan Papua Barat diantaranya PLTMG Biak 15 MW, PLTMG Jayapura Peaker 40 MW, PLTMH Serui-1 10 MW, serta PLTMG Merauke 20 MW.

"Pembangunan kelistrikan di Papua ini sekaligus menyongsong PON 2020," kata Haryanto.

Sementara itu di Maluku dan Maluku Utara, ada beberapa on going project kelistrikan. Dua proyek di Maluku Utara yaitu PLTMG MPP Ternate 30 MW yang diharapkan beroperasi pada 2017, dan PLTU Sofifi 2x3 MW yang diharapkan beroperasi 2018.

Sedangkan dua proyek lagi sedang dikerjakan di Maluku yaitu PLTU Maluku-Ambon 2x15 MW yang diharapkan beroperasi pada 2019, dan PLTP Tulehu 2x10 MW yang diharapkan beroperasi pada 2020.

Haryanto menambahkan di Maluku juga tengah dibangun proyek gardu induk GIS 150 kV Passo dan GI 70 kV Passo berkapasitas 180 MVA, yang diharapkan beroperasi 2018.

Adapun proyek-proyek PLN di Maluku dan Maluku Utara yang ditargetkan mulai konstruksi 2017 diantaranya PLTMG Seram 20 MW, PLTMG Ambon Peaker 30 MW, MPP Sofifi 10 MW, MPP Tobelo 10 MW, dan PLTMG Malifut 5 MW.

Menurut Haryanto, banyaknya pembangkit listrik berjenis PLTMG atau Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas ini karena mengikuti kebijakan Pemerintah.

"Yaitu pengembangan pembangkit listrik harus berbasis sumber energi setempat. Tangguh sebagai pusat energi gas, dan Masela, maka memang pengembangan pembangkit listrik di Maluku dan Papua akan banyak dikembangkan dari gas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com