Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Februari 2017, Aset Industri Keuangan Syariah Capai Rp 897,1 triliun

Kompas.com - 28/04/2017, 17:36 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2017, total aset keuangan syariah (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp 897,1 triliun atau 67,21 miliar dollar AS (kurs 13.347).

Dari total aset keuangan syariah tersebut, proporsi pasar modal syariah mencapai 50 persen atau sebesar Rp 451, triliun atau sekitar 32,82 miliar.

Setelah pasar modal syariah, kontribusi terbesar aset keuangan syariah berasal dari industri perbankan syariah dengan proporsi mencapai 40 persen atau sebesar Rp 355,9 triliun atau 27,39 miliar dollar AS.

Sementara itu, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) syariah yang meliputi asuransi syariah, pembiayaan syariah, lembaga nonbank syariah lainnya hanya 10 persen atau sebesar Rp 90,08 triliun atau 6,64 miliar dollar AS.

"Aset terbesar adalah pasar modal syariah," tutur Deputi Komisioner Pengawas IKNB OJK, Edy Setiadi di Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Lebih lanjut Edy menyampaikan perkembangan layanan syariah di pasar modal hingga 21 April 2017.

Sampai pekan ketiga April, ada 45 manajer investasi yang mengelola reksa dana syariah, dan 14 bank kustodian yang telah memperoleh rekomendasi DSN-MUI untuk memberikan layanan syariah.

Jumlah perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi dalam penerbitan sukuk korporasi di Indonesia mencapai 22 perusahaan, dengan enam wali amanat dalam penerbitan sukuk. Ada 10 pihak penerbit Daftar Efek Syariah.

"Jumlah anggota bursa yang menyediakan layanan Sharia Online Trading System ada 12, administrator rekening dana nasabah syariah ada dua dan ahli syariah pasar modal yang telah mendapatkan izin ada 35," kata Edy.

Sementara itu mengenai pertumbuhan saham syariah Edy menjelaskan, jumlah saham syariah bertambah satu menjadi 348 saham dibanding 347 saham pada 2016.

Kapitalisasi saham syariah tercatat sebesar Rp 3.408,04 triliun atau tumbuh 9,25 persen dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 3.119,42 triliun. Sedangkan jumlah reksa dana syariah bertambah sembilan menjadi 145 reksa dana dari 136 reksa dana pada 2016.

Adapun NAB atau nilai aktiva bersih tercatat sebesar Rp 18,16 triliun atau tumbuh 21,8 persen dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 14,91 triliun.

"Jumlah sukuk korporasi outstanding per 21 April sebanyak 55 seri dengan nilai Rp 12,13 triliun atau naik 2,1 persen dibandingkan akhir 2016 sebesar Rp 11,88 triliun," imbuh Edy.

Adapun jumlah sukuk negara outstanding sebanyak 53 seri dengan nilai mencapai Rp 485,8 triliun atau meningkat sebesar 18,09 persen dibandingkan akhir 2016 yang sebesar Rp 411,37 triliun. "Ini merupakan sukuk negara terbesar di dunia saat ini, dengan pertumbuhan 18,09 persen," kata Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com