JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Afrika Selatan makin intensif digarap. Berbagai strategi dilakukan untuk meningkatkan penetrasi produk guna mendongkrak neraca perdagangan. Sasaran pasar nontradisional yang potensial yaitu Afrika Selatan, di samping juga Nigeria, Kenya, Ethiopia, dan Ghana.
Direktur Perundingan Bilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini pada minggu ini akan memimpin Delegasi RI untuk membahas isu perdagangan dan investasi Indonesia dan Afrika Selatan.
"Kemendag RI dan Department of Trade and Industry of South Africa akan melakukan Senior Official Meeting-Joint Trade Committee (SOM JTC) pada 4-5 Mei 2017 di Pretoria, Afrika Selatan," tegas Made melalui siaran pers, Selasa (2/5/2017).
Salah satu agenda utama dalam pertemuan SOM JTC yaitu upaya peningkatan perdagangan dan investasi kedua negara, termasuk pembahasan tentang pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Afrika Selatan.
Implementasi kerja sama tersebut dilatarbelakangi kesepakatan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan saat bertemu pada Konferensi Tingkat Tinggi yang pertama kali diadakan oleh Indian Ocean Rim Association (IORA) pada 5-7 Maret 2017 lalu.
(Baca: Menteri Boleh Ganti, tetapi Misi Dagang ke Afrika Jalan Terus)
Made mengatakan, mengingat Afrika Selatan merupakan bagian dari Southern African Customs Union (SACU), maka PTA akan dilakukan dengan SACU.
Menurut Made, pertemuan juga akan membahas penurunan hambatan perdagangan antarkedua negara.
"Kedua negara akan membahas penurunan hambatan tarif dan nontarif untuk beberapa produk dan komoditas unggulan sebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi (Plan of Action) 2017-2021,” ujar Made.
Dalam Rencana Aksi dimaksud, kedua negara sepakat untuk segera melaksanakan Joint Trade Committee (JTC) sebagai upaya meningkatkan kerja sama bilateral.
Kunjungan ke Afrika Selatan merupakan bagian dari serangkaian kunjungan Delegasi Indonesia ke Afsel tahun ini.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita beserta pejabat tinggi di Kemendag juga dijadwalkan melakukan lawatan ke beberapa negara di Afrika hingga akhir Juli 2017.
Lawatan Mendag sekaligus membawa misi dagang. Sejumlah pengusaha diajak serta untuk menembus pasar Afseldan melakukan ekspansi bisnis ke benua hitam ini.
“Pasar Afrika harus kita garap secara maksimal. Tahun ini kami berupaya lebih intensif untuk melakukan kerja sama perdagangan dan investasi baik di tingkat pemerintah maupun swasta," lanjut Made.
Perdagangan Meningkat
Saat ini, total nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan pada 2016 sebesar 1,02 miliar dollar AS atau naik sebesar 13,43 persen dibandingkan pada 2015. Pada periode Januari-Februari 2017, total nilai perdagangan kedua negara juga mengalami kenaikan sebesar 39,39 persen untuk periode yang sama tahun 2016.
Pada 2016, Afrika Selatan merupakan negara tujuan ekspor ke-2 terbesar Indonesia ke kawasan Afrika dengan nilai ekspor 727,9 juta dollar AS. Sedangkan impor Indonesia dari Afrika Selatan sebesar 290,8 juta dollar AS.
Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan Afrika Selatan sebesar 437,7 juta dollar AS pada 2016.