Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Minta Anies-Sandi Tak Fokus Pembatalan Reklamasi

Kompas.com - 15/05/2017, 05:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meminta gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta untuk tidak sekadar fokus memikirkan pembatalan reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta.

(Baca: Bappenas: Pantai Utara Jakarta Dalam Bahaya...)

Saat berbincang dengan Kompas.com di kantornya pekan lalu, Bambang meminta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta untuk memikirkan langkah mengantisipasi banjir dalam jangka panjang.

"Artinya, gubernur baru tentunya harus melihat dalam konteks yang lebih luas. Jadi bukan sekadar (adanya) pulau reklamasi atau tidak, tapi bagaimana strategi jangka panjang untuk mencegah Jakarta dari banjir, terutama (banjir yang datang dari) laut," kata Bambang.

Saat ini, pemerintah tengah membangun tanggul pantai untuk menanggulangi banjir rob yang kerap merendam pemukiman warga di wilayah Utara Jakarta. Adapun tanggul pantai dibangun di sepanjang wilayah Jakarta Utara yang kerap terdampak banjir rob.

Pembangunan tanggul pantai menggunakan APBN dan APBD DKI Jakarta. Hingga Maret 2017, tanggul pantai sudah terbangun sepanjang 1471 meter dan 313 meter tanggul sungai.

Totalnya, tanggul pantai dibangun sepanjang 20 kilometer dan diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp 10 triliun. Bambang memperkirakan, pembangunan tanggul pantai ini dapat menanggulangi banjir rob hingga 10 tahun ke depan.

"Kalau hanya menghitung masa gubernur 2 periode, mungkin (banjir) dapat diselesaikan dengan tanggul pantai. Tapi tentunya sebagai pejabat publik yang baik, kita enggak boleh hanya berpikiran 5-10 tahun, harus berpikir masa depan Jakarta ke depan seperti apa," kata Bambang.

Rencananya, pemerintah akan mengevaluasi efektifitas tanggul pantai setelah 5 tahun berjalan. Saat itu pula, pemerintah akan memutuskan untuk membangun tanggul laut atau tidak.

Pembangunan tanggul laut yang diprediksi menelan anggaran hingga Rp 80 triliun ini merupakan salah satu langkah penanggulangan banjir rob dalam jangka panjang.

"Nah di situlah nanti kebijakan reklamasi itu harus dipikirkan lebih jauh terkait dengan tanggul laut itu sendiri," kata Bambang.

Mantan Menteri Keuangan itu kembali mengingatkan perbedaan proyek reklamasi 17 pulau dengan pembangunan tanggul untuk menyelamatkan pantai utara Jakarta.

Adapun pembangunan tanggul di pantai utara Jakarta disebut juga dengan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Reklamasi 17 pulau tercetus sejak pemerintahan Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto dan aturannya juga dikeluarkan saat itu.

Adapun NCICD merupakan program usulan pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia pada tahun 2014 lalu. Pulau reklamasi, lanjut dia, ganya berfungsi sebagai penambahan wilayah dan tidak difungsikan sebagai penahan banjir dari laut.

"17 pulau reklamasi ini enggak ada hubungannya sama NCICD. Tapi kalau misalnya 17 pulau ini dibangun semua, kita harus membangun tanggul laut, maka tanggul laut itu sebaiknya dibangun di sepanjang pulau tersebut. Sehingga pulau itu sekaligus berfungsi sebagai tanggul," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com