Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saham Lapis Kedua yang Layak Dikoleksi Pasca Investment Grade (2)

Kompas.com - 28/05/2017, 04:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Naiknya peringkat utang RI ke investment grade oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's membawa berkah bagi perekonomian Indonesia. Dari bursa saham, sejumlah saham lapis kedua pun turut terkerek.

Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas, menjagokan tiga emiten second liner. Menurut dia, TOTL, HRUM, dan INDY layak dilirik.

TOTL memiliki PER 10,20 kali, dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan 8 persen dan laba bersih 20 persen pada 2017. HRUM memiliki PER 8,6 kali dengan prediksi pertumbuhan pendapatan 44 persen dan laba bersih 267 persen.

Saham INDY memiliki PER 3,45 kali. INDY berpeluang mencatat peningkatan kinerja tahun ini. Pendapatan INDY diperkirakan naik dari Rp 10,4 triliun menjadi Rp 11,86 triliun pada 2017.

Nafan mematok target harga TOTL pada level Rp 790 dan Rp 835, target harga HRUM pada level Rp 2.310 dan Rp 2.650, dan target harga INDY pada level Rp 925 dan Rp 1.005. Dia pun merekomendasikan buy untuk saham tiga emiten ini.

Bima Setiaji, analis NH Korindo Sekuritas, menjagokan emiten BNLI dan MDLN. "Ini emiten second liner yang valuasinya masih murah," terang Bima.

BNLI memiliki PBV 0,6 kali. Emiten ini proaktif dalam mengelola kualitas aset melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit, dan menjual sebagian dari portofolio kredit macet. Bima merekomendasikan buy untuk BNLI dengan target harga Rp 990.

Sementara MDLN masih menarik lantaran valuasi yang tergolong murah. Kapitalisasi pasar MDLN tercatat Rp 3,5 triliun, masih jauh di bawah NAV landbank yang mencapai sekitar Rp 17,3 triliun.

PER MDLN masih tercatat 3,8 kali. Padahal secara historis, PER MLDN pernah berada di sekitar 7-12 kali. "Bila MDLN mampu mempertahankan kinerja sepanjang 2017, besar kemungkinan harga sahamnya kembali ke valuasi wajar," kata Bima.

Cuma, kalau Anda tertarik membeli saham second liner, perhatikan juga sentimen global. Di antaranya hasil pertemuan KTT OPEC ke-27 di Wina, kemarin.

Meski OPEC sudah memutuskan akan melanjutkan pemangkasan produksi minyak, harga minyak tetap cenderung turun. Kemarin (26/5/2017), sejumlah indeks saham di Asia merosot akibat sentimen ini.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin juga berpengaruh. Dari dalam negeri, adan sentimen percepatan program pengembangan infrastruktur pemerintah dan peningkatan kinerja ekspor.

"Ekspor komoditas akan menjadi katalis positif bagi emiten," terang Bima. (Dede Suprayitno)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com