Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertagas Kuasai 60 Persen KSO Proyek Duri-Dumai

Kompas.com - 02/06/2017, 17:01 WIB

JAKARTA , KOMPAS.com – PT Pertamina Gas atau Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero), akan menguasai 60 persen saham dalam kerja sama operasi dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dalam pembangunan pipa gas ruas Duri-Dumai di Riau. Proyek Duri-Dumai senilai 158 juta dollar AS tersebut menjadi tonggak awal sinergi perusahaan gas tersebut.

“Pertamina mayoritas. Kami kuasai 60 persen dan sisanya 40 persen PGN,” ujar Toto Nugroho, Presiden Direktur Pertagas, melalui rilis ke Kompas.com.

Menurut Toto, saat ini struktur kerja sama Pertagas dan PGN sudah selesai. KSO akan menunjuk kontraktor konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC).

Pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 4975 K/12/MEM/2016 yang menugaskan PGN dan Pertagas membangun bersama infrastruktur gas berikut penunjangnya.

“Kerja sama tidak berupa pembentukan perusahaan patungan, cukup dengan KSO,” kata Toto.

Berdasarkan penugasan, PGN ditugaskan untuk menyentuh industri di wilayah Sumatera Selatan, Riau dan Jambi karena memerlukan percepatan. PGN akan membangun pipa sepanjang 100 kilometer dengan volume 160 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pertagas mencatat laba bersih sebesar 54,6 juta dollar AS atau sekitar Rp Rp 737,1 miliar (kurs Rp 13.500) hingga April 2017. Realisasi laba bersih periode Januari-April 2017 itu setara 36,3 persen dari target perseroan sepanjang tahun ini sebesar 150,24 juta dollar AS.

Toto mengatakan raihan laba perseroan terutama berasal dari toll fee, khususnya pada ruas pipa utama seperti Arun-Belawan serta ditunjang oleh sudah beroperasinya ruas baru yakni Muara Karang-Muara Tawar serta Porong-Grati.‎

“Tahun ini kami juga beruntung dengan harga LPG yang cukup tinggi sehingga kontribusi Perta-Samtan Gas cukup besar," kata dia.

Perta-Samtan Gas merupakan anak usaha Pertagas yang memproduksi liquefied petroleum gas (LPG). Pertagas tercatat menguasai 66 persen saham Perta-Samtan, sisanya 33 persen dikuasai Samtan Co Ltd, perusahaan asal Korea Selatan.

Menurut Toto, kinerja laba bersih Pertagas tahun ini diproyeksi lebih rendah dibandingkan realisasi 2016 yang mencapai 159,07 juta dollar AS. Proyeksi laba 2017 juga lebih rendah dari realisasi laba bersih 2015 sebesar 151,08 juta dollar AS. Faktor utama dari lebih rendahnya target laba bersih tahun ini adalah kebijakan pemerintah yang telah mematok harga gas di kisaran tertentu, termasuk besaran toll fee.

Toto menjelaskan, Permen ESDM No 434 K/12/MEM/2017 tentang Harga Gas Bumi untuk Industri di Wilayah Medan dan Sekitarnya yang terbit pada 13 Februari 2017, langsung berpengaruh pada harga gas di Medan dan sekitarnya. Gas untuk kawasan tersebut dipasok dari PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina EP dan masuk ke ruas Arun-Belawan.

“Toll fee-nya telah turun dari 2,53 dollar AS per MMBTU menjadi 1,8 dollar AS per MMBTU," katanya.

Pertagas saat ini mengembangkan tiga pipa gas transmisi sepanjang 513 kilometer (km) di Sumatera Selatan (Sumsel), Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Aksi korporasi ini melengkapi tuntasnya pembangunan infrastruktur pipa gas pada 2016 sepanjang 225 km.

Proyek pertama yang digarap perseroan adalah pipa gas Grissik-Pusri (Sumsel) sepanjang 176 km. Pipa ini akan mengalirkan gas untuk pabrik pupuk dan pembangkit listrik di kawasan Sumsel. Total kapasitas gas sebanyak 160 MMSCFD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com