Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Lonjakan NPL, BRI Ubah Skema Kredit Pertanian

Kompas.com - 24/06/2013, 08:52 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menghindari lonjakan rasio kredit bermasalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengubah skema pemberian kredit sektor pertanian. Pasalnya, BRI merasa ada yang salah dalam skema penggelontoran kredit selama ini.

"Ketika buat skema salah, ada non-performing loan (NPL). Kami tahu itu jelek. Maka itu kami mencoba buat skema dimana ada angsuran yang diubah," ujar Direktur Bisnis UMKM BRI, Djarot Kusumayakti.

Menurut Djarot, angsuran bulanan merupakan skema yang salah bagi para petani dan nelayan. Pasalnya, pada musim yang tidak memberikan penghasilan, angsuran bulanan akan menimbulkan kesulitan dan berisiko besar memunculkan NPL.

Djarot memberi contoh, ada kendala nelayan saat melaut. Para nelayan mengandalkan angin darat dan angin laut. Namun ada masa ketika kondisi angin tak memungkinkan mereka mencari ikan.

Ia melihat, saat itu nelayan bisa menjadi non-produktif dalam 2-3 bulan. Masa tersebutlah yang memunculkan NPL. Karenanya, tegas Djarot, BRI mengkaji skema yang lebih detail bagi debitur kredit sektor pertanian.

Perubahan skema ini, tambah Djarot, juga akan semakin disesuaikan dengan karakteristik dan kultur budaya masyarakat. BRI ingin, pola pendekatan pemberian kredit berubah. Jadi kredit yang diberikan bukan hanya untuk modal kerja, tapi juga biaya hidup.

"Kalau tidak kita beri, petani lepas ke rentenir. Maka boleh tidak kami beri biaya hidup supaya mereka tetap bekerja dan tak bergantung ke orang lain?" tanya Djarot. Perubahan skema ini tetap akan disesuaikan dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), serta Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP).

Jadi, kata Djarot, pemerintah yang membuat kebijakannya dan BRI akan turun melakukan. "Kami  ingin mengubah paradigma petani dan nelayan berisiko tinggi," klaim Djarot. Dia mengatakan rencana perubahan skema kredit pertanian ini telah dibicarakan dengan Kementerian Perekonomian dan menurutnya telah mendapat persetujuan.

BRI, tambah Djarot, juga sedang mengkaji rencana ini dengan stakeholder lain seperti Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hasil dari pembahasan ini kemudian akan disosialisasikan di lapangan.

Pada kuartal I tahun ini, KUR BRI tumbuh 41,3 persen dari Rp 11,6 triliun menjadi Rp 16,4 triliun. Kredit tersebut berporsi 14,6 persen terhadap total kredit mikro Rp 112,2 triliun. Kemudian, NPL gross KUR tercatat 1,99 persen.

Djarot menyebutkan, para petani bukan hanya butuh bunga murah, melainkan juga kemudahan. Misalnya saja, saat pengajuan kredit tak perlu diminta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). "Aspek kemudahannya menjadi hilang (dengan syarat itu)," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com