Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Ekonom untuk Genjot Cadangan Devisa RI

Kompas.com - 06/07/2013, 16:30 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Cadangan devisa Indonesia hingga akhir Juni 2013 merosot hingga Rp 70 triliun menjadi 98,1 miliar dollar AS. Ada sejumlah cara untuk meningkatkan kembali cadangan devisa RI tersebut.

Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan sebenarnya posisi cadangan devisa RI tersebut masih aman. Tapi bagaimanapun, posisi cadangan devisa yang tinggi akan membuat Bank Indonesia (BI) semakin mudah mengendalikan kebutuhan dollar AS di tanah air.

"Posisi cadangan devisa saat ini masih aman karena bisa untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 5,4 bulan ke depan. Namun BI harus membuat tindakan agar terus menjaga kebutuhan dollar AS di pasar," kata Ryan kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (6/7/2013).

Ryan menambahkan, BI juga tidak perlu khawatir meski kondisi cadangan devisa saat ini di bawah 100 miliar dollar AS. Namun BI harus menjaga fundamental ekonomi Indonesia, khususnya dari sisi makro agar bisa terjaga dengan baik.

Di sisi lain, Ryan memperkirakan bahwa tekanan ke depan makin berkurang seiring dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat dan Jepang, serta penghentian secara bertahap stimulus fiskal Amerika Serikat yang sampai saat ini masih menggantung.

Khusus untuk BI, Ryan menyarankan agar pertama, terus menjaga depresiasi rupiah tidak makin liar. Beruntung rupiah sejak Januari hingga akhir Juni 2013 hanya terdepresiasi sebesar 3,01 persen (year to date). Padahal regional justru mengalami depresiasi lebih besar dari Indonesia.

Kedua, BI harus meyakinkan kepercayaan pasar bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih bagus. Sehingga asing akan tetap menahan dollar AS-nya di Indonesia.

Sementara itu, langkah untuk menggenjot cadangan devisa RI yang saat ini merosot adalah menggenjot ekspor habis-habisan, mengurangi impor barang konsumsi, menjadwalkan kembali pembayaran utang luar negeri pemerintah maupun swasta tapi ini jika memungkinkan, menciptakan iklim investasi yang baik sehingga dana asing masuk serta menghentikan kredit dalam dollar AS untuk sementara waktu.

"Memang kondisi kinerja ekspor kita belum bisa banyak membantu menahan kebutuhan dollar AS untuk keperluan impor barang modal dan bahan baku. Terbukti neraca perdagangan masih defisit. Tapi ini memang harus digenjot, salah satunya agar cadangan devisa bisa meningkat lagi," tambahnya.

Seperti diketahui, cadangan devisa menurun karena untuk pembayaran bunga utang luar negeri pemerintah, pemenuhan kewajiban BUMN untuk pembayaran impor bahan baku, dan intervensi BI untuk meredam atau menahan kejatuhan rupiah lebih dalam lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com